SEMUT merupakan hewan berukuran kecil yang hidup berdamping dengan manusia. Karena, semut biasanya terdapat di berbagai tempat seperti di bawah tanah, bawah batu, dan diberbagai bangunan.
Mengenai soal semut, mungkin kamu pernah menjatuhkan makanan manis dan dibiarkan, lalu tak lama kemudian segerombolan semut tiba-tiba menghampiri makanan tersebut. Mengenai hal itu, mungkin banyak berpikir bahwa semut memiliki hidung yang bisa mencium dari jarak jauh.
Seperti yang dilansir dari ant-keeper, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya salah. Karena, semut memiliki salah satu indra penciuman terkuat tapi tidak memiliki hidung.
Namun, meski tidak memiliki hidung, uniknya organ penciuman semut yaitu antena yang menonjol di bagian depan kepala semut. Antena tersebut bisa mendeteksi bau seperti hidung pada manusia.
Antena tersebut pun digunakan oleh semut untuk mencari makanan, menyentuh, serta merasakan sesuatu di sekitar mereka, dan mengambil jejak feromon yang ditinggalkan oleh teman sarang lainnya.
Sebagai informasi kemampuan hidung manusia untuk penciuman terbilang cukup baik. Tapi, dibandingkan dengan kemampuan penciuman semut, hidung manusia cukup buruk.
Semut memang tidak memiliki hidung, tapi penelitian menunjukan bahwa mereka memiliki sensor penciuman empat hingga lima kali lebih baik dibanding serangga lainnya. Keuntungan biologis yang tidak dimiliki serangga lain itu, membuat kemampuan penciuman semut lebih unggul dari pada manusia.
Semut diketahui merupakan serangga sosial yang menyelesaikan tugas sebagai satu tim. Karena itu, Antena pada semut juga sangat berguna ketika mencari makan, untuk melacak satu sama lain, yakni teman sarangnya.
Semut meninggalkan jejak kimia agar mudah dilacak oleh rekannya. Agar, setelah semut kembali ke sarangnya, rekan semut yang lain secara akurat akan menemukan sumber makanan dengan mengikuti jejak feromon teman sarangnya.
Perilaku semut tersebut menjelaskan fenomena di mana segerombolan semut dengan cepat menyerbu makanan yang baru saja kamu jatuhkan. Di mana yang dibutuhkan hanyalah satu semut untuk menemukannya, dan dengan cepat kamu segera melihat koloni semut setelahnya.
Faktanya, semakin banyak persediaan makanan, semakin cepat pula kecepatan semut dari dan kembali ke sarang. Lalu, semakin banyak makanan, semakin banyak juga semut pekerja yang dikirim.
Untuk jarak penciuman semut sendiri terbilang cukup jauh. Karena, reseptor bau semut tidak hanya sensitif, melainkan juga mampu memilih bau yang sangat jauh dari semut. Jarak jangkauan penciuman semut yakni sekitar 3,3 meter hingga 5,9 meter.
Semut juga telah mengadaptasi berbagai teknik yang meningkatkan kemampuan mencium makanan, khususnya di lingkungan yang keras. Lalu, selain kelenjar penciuman yang sangat berkembang, sebagian besar spesies semut memiliki mekanisme biologis yang memetakan rute ke sumber makanan yang diketahui.
(Martin Bagya Kertiyasa)