Sebelum memulai petualangan bawah laut yang luar biasa ini, Dituri memendam kekhawatiran yang tulus tentang potensi konsekuensi yang merugikan. Dia mengantisipasi kurangnya sinar matahari alami dan gaya gravitasi yang berubah akan menyebabkan berkurangnya paparan vitamin D esensial, gangguan ritme sirkadian, hilangnya massa tulang dan otot, dan sistem kekebalan yang terganggu.
Namun, melalui perencanaan yang cermat dan komitmennya yang tak tergoyahkan, Dituri mengatasi potensi tantangan ini dengan rajin menggunakan beragam alat latihan setidaknya lima hari seminggu dan melakukan sesi berenang setiap hari untuk menjaga vitalitas fisiknya.
Upaya Dituri menganugerahkan kepadanya gelar prestisius pemegang rekor dunia untuk durasi terlama tinggal di bawah air, melampaui tonggak sejarah sebelumnya selama 73 hari. Sementara komunitas ilmiah belum memahami sepenuhnya efek biologis dari tinggal di bawah kedalaman laut.
Meski demikian, penelitian terobosan ini membuka jalan bagi masa depan di mana spa bawah air dapat melampaui alam imajinasi dan menjadi kenyataan nyata, menjanjikan peremajaan dan peremajaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)