PENGUASA mesir kuno Tutankhamun, Tutankhamon, Tutankhamen atau yang dikenal dengan nama King Tut, adalah firaun antepenultimate dari Dinasti 18 Mesir kuno. Dia naik tahta sekitar usia 9 tahun dan memerintah sampai kematiannya sekitar usia 19 tahun.
Kematiannya pun menimbulkan banyak tanda-tanya. Banyak ilmuwan menyebut bahwa Raja Tut sang Pharaoh meninggal lantaran adanya wabah malaria yang memang saat itu menelan banyak korban.
Tapi, seorang Biomedis Egyptologist, Sofia Aziz, secara kontroversial menyebut bahwa penyebab kematian Tutankhamun bukanlah karena Malaria. Dalam penelitiannya, dia menyebut kematian Raja Mesir itu adalah karena berkendara dalam keadaan mabuk.
Diihimpun dari Science Focus, Aziz mengatakan petunjuk kunci tentang penyebab kematian Tutankhamun mungkin telah diabaikan selama ini. Ia beranggapan bahwa Tutankhamun mati karena kecelakaan kereta kuda berkecepatan tinggi yang disebabkan oleh hobinya meminum anggur.
Kecelakaan ini menurut Aziz meninggalkan luka terbuka yang berujung pada infeksi. Luka kemudian dikombinasikan dengan melemahnya respon imun akibat malaria hingga pada akhirnya Tutankhamun sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya tidak terlalu lama setelah terjadinya kecelakaan. "Dia seperti remaja pada umumnya, mabuk dan mungkin mengendarai kereta terlalu cepat," kata Aziz.
Aziz berpendapat bahwa temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa kaki Tutankhamun cacat melenceng dari kenyataan. Entah apa landasannya, namun ia mengatakan Tutankhamun sebenarnya bisa bergerak aktif, dan hobi mengendarai kereta kuda di waktu senggangnya.
Masih menurut Aziz, Tutankhamun memiliki enam koleksi kereta kuda yang mana semuanya dikebumikan bersamanya di makamnya. Selain itu juga Tutankhamun gemar meminum anggur putih, di mana minuman beralkohol ini juga disertakan di dalam makamnya.
“Orang tidak memikirkan anggurnya. Di kuburan mereka, orang Mesir Kuno akan mengambil barang-barang yang mereka inginkan di akhirat. Teori baru ini mengatakan bahwa dia lebih seperti raja pejuang, bahwa dia memang mengendarai kereta perang,” tambah Aziz.
Aziz berargumen fakta bahwa sebagian besar kecelakaan lalu lintas saat ini melibatkan remaja kemungkinan besar juga terjadi ketika Tutankhamun mengendarai kereta. Raja berusia 19 tahun itu disebut mengalami kecelakaan parah hingga kakinya terbentur dan patah hingga menjadikannya cacat.
"Karena cara otopsi dilakukan pada tahun 1925, sayangnya, banyak informasi penting yang hilang. Saya pikir kita mungkin tidak akan pernah tahu persis bagaimana dia meninggal kecuali menemukan sesuatu dengan organ dalamnya. Saya rasa kita tidak dapat menemukan apa pun lagi sampai saat itu," pungkas Aziz.
Prof Sahar Saleem, seorang profesor radiologi dan spesialis mumi dari Universitas Kairo sependapat dengan Aziz. Ia mengatakan bahwa sampai saat ini ia tidak pernah menemukan bukti kecatatan atau radang sendi pergelangan kaki, yang membuat Tutankhamun tidak bisa bergerak bebas.
"Jadi pendapat saya adalah bahwa adanya cacat ringan [kaki klub] ini tidak menyebabkan gangguan gaya berjalan yang signifikan bagi raja. Kondisi kaki Tut tidak menghalangi dia untuk berpartisipasi dalam kegiatan. Dia adalah seorang remaja yang aktif," kata Saleem.
(Martin Bagya Kertiyasa)