Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tahukah Kamu, Hitam Itu Sebenarnya Bukan Warna Loh

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Kamis, 15 Juni 2023 |06:07 WIB
Tahukah Kamu, Hitam Itu Sebenarnya Bukan Warna Loh
Warna Hitam. (Foto: Floristique)
A
A
A

KETIKA ditanyakan apakah hitam adalah warna 99,99 persen orang pastinya menjawab hitam sebagai warna. Tapi, sebenarnya hitam bukan warna loh, hitam adalah ketika permukaan yang molekul-molekulnya menyerap semua cahaya.

Ketika menyerap semua cahaya, spektrum panjang gelombang cahaya yang jatuh ke atasnya nyaris tidak terpantulkan. Sebagai gambaran, ketika kita melihat beda apapun yang berada di bawah bayang-bayang maka warnanya akan menjadi hitam, sampi kita bawa ke tempat yang memiliki cahaya maka kita baru bisa menentukan warnanya.

"Maka, hitam bukan warna sesungguhnya, karena kita mendefinisikan warna berdasarkan kombinasi tertentu panjang gelombang cahaya yang terpantul ke mata kita," tulis Robert L Wolke dalam bukunya.

Tetapi, karena ada sebagian cahaya yang terpantul ke mata kita, maka kita dapat melihat benda hitam tersebut. Cahaya yang dipantulkan benda "berwarna" hitam pun berasal dari kenyataan bahwa permukaan benda itu mempunyai bagian-bagian mengilap. Maka, benda itu memantulkan sebagian cahaya yang datangnya kurang telak.

Itu sebabnya ada istilah "hitam terang" dan "hitam gelap", tergantung tingkat kekilapan mikroskopis pada permukaan benda bersangkutan. Cobalah pergi ke toko peralatan yang barang- barangnya kebanyakan bercat hitam, semua sama-sama hitam, tetapi pemantulan masing-masing berbeda, dari hitam buram sampai hitam mengilap.

"Di atas, saya mengatakan bahwa ketika cahaya menyentuh air secara tegak lurus, sebagian besar masuk menembusnya tanpa dipantulkan. Yang ditekankan di sini adalah kata "tegak lurus"," katanya.

"Kita pasti sudah tahu, permukaan air dapat menjadi reflektor yang baik sekali apabila cahaya menyentuhnya tidak tegak lurus-pada sudut miring. Di sebuah danau, ketika matahari masih rendah, misalnya, pantulannya pada air sangat menyilaukan," jelas dia.

Fenomena yang sama juga terjadi ketika cahaya matahari menerpa hamparan salju. Betul salju terbentuk dari kristal-kristal es yang transparan, tetapi karena kristal itu banyak sekali, masing-masing dengan bentuk sangat rumit, dari arah mana pun cahaya matahari pasti menemukan bidang-bidang kristal yang miring maka cahayanya dipantulkan ke mana-mana.

Oleh karena itu, mereka yang keluar untuk bermain salju memang menggunakan kacamata gelap, agar tidak mengalami kebutaan sesaat (snow blindness).

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement