Disebutkan Daily Mail, piring tersebut masih dalam bentuk purwarupa. Jadinya kemampuan terbang masih sangat terbatas yakni hanya mencapai 15 menit. Ketinggian yang dicapai juga hanya 200 meter dari permukaan. Begitu juga dengan kecepatan yang hanya dibatasi 50 kilometer per jam.
"Saat ini piring terbang digunakan untuk wisata tamasya masyarakat lokal dan kepentingan iklan. Piring terbang itu juga sudah mendapatkan paten global," tulis Shenzhen Pages lagi.
Daya angkut piring terbang itu juga sangat terbatas. Pasalnya ruangan yang tersedia hanya diberikan oleh pilot piring terbang. Jadi piring terbang tersebut memang tidak digunakan untuk kepentingan komersial seperti taksi terbang dan mobil terbang yang sudah ada saat ini.
Salah satunya adalah Aerospace, perusahaan kedirgantaraan yang berbasis di Miami, Amerika Serikat. Mereka mengungkapkan bahwa mobil terbangnya, Doroni H1, akan mengudara pada 2025. Hanya saja biayanya dipastikan tidak murah karena mencapai USD350.000 atau setara Rp5,1 miliar.
Doron Merdinger, CEO Doroni Aerospace, mengatakan kepada TMZ hingga kini mobil terbang dua kursi tersebut sudah diuji dan sudah sangat siap dijalankan.
Doron Merdinger menyamakan Doroni H1 dengan mobil roadster terbang yang dirancang untuk perjalanan singkat. Mobil terbang itu bahkan bisa melaju hingga kecepatan 225 kilometer per jam.
(Martin Bagya Kertiyasa)