Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

NASA Gelar Pertemuan Publik Pertama Bahas Keberadaan UFO, Apa Hasilnya?

Raden Yusuf , Jurnalis-Minggu, 04 Juni 2023 |06:07 WIB
NASA Gelar Pertemuan Publik Pertama Bahas Keberadaan UFO, Apa Hasilnya?
Pertemuan NASA. (Foto: NASA TV)
A
A
A

BADAN Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya membuka pertemuan umum untuk membahas seputar anomai luar angkasa. Salah satu yang menjadi pokok bahasan tentu saja keberadaan UFO, apalagi baru-baru ini NASA memperlihatkan UFO terbang di wilayah Timur Tengah.

Dalam pertemuan publik tersebut, NASA mengkaji data terkait Unidentified Anomalous Fenomena (UAP). Istilah ini digunakan mencakup objek atau kejadian di langit, bawah air, atau di ruang angkasa yang tidak bisa segera diidentifikasi.

Guna mempelajari keberadaan UFO, NASA memang menggelontorkan dana sekira USD100.000 atau sekitar Rp1,5 miliar untuk pertemuan publik tersebut. Adapun mereka yang ikut bergabung, yakni mantan astronot Scott Kelly, dan 15 peneliti lainnya dari berbagai bidang. Seperti bidan astronomi, oseanografi, hingga jurnalistik.

Selama telekonferensi pasca-pertemuan, ahli astrofisika David Spergel selaku ketua kelompok studi dan mantan anggota Dewan Penasihat NASA, membandingkan studi UAP dengan semburan radio cepat (FRB), semburan gelombang radio yang kuat dari galaksi jauh yang awalnya diperkirakan menjadi anomali.

"Kadang-kadang anomali sangat menarik dan menunjukkan fenomena fisik baru. Dan saya pikir ada sejumlah pelajaran menarik yang dipelajari di sana," kata Spergel seperti yang dikutip dari Space.com.

Lebih lanjut Spergel menjelaskan bahwa untuk melakukan pengamatan khusus, para peneliti harus mencari tempat khusus dan mengoptimalkan strategi pengamatan. "Anda harus memutuskan mencari cara di mana Anda dapat melakukan pengamatan khusus dan mengoptimalkan strategi pengamatan Anda untuk dapat melakukan itu," tambah Spergel.

Spergel juga menyoroti soal upaya pengumpulan data saat ini terkait UAP. Menurutnya upaya tersebut tidak sistematis dan terfragmentasi di berbagai lembaga, dan kerap kali menggunakan instrumen yang tidak dikalibrasi untuk pengumpulan data ilmiah.

Menurutnya, ketika ada klaim yang memperlihatkan bukti kecerdasan non-manusia, maka harus didukung dengan bukti yang luar biasa, dan pihaknya belum melihat hal itu. "Saya pikir itu penting untuk diperjelas," tegas Spergel.

Selama pidato pembukaan dalam audiensi tersebut, anggota tim studi independen UAP menjelaskan bahwa hambatan terbesar dalam memahami fenomena tak dikenal ialah kurangnya data.

Terkait UAP, Daniel Evans yang merupakan asisten deputi administrator asosiasi untuk penelitian dalam Direktorat Misi Sains NASA mencatat, bahwa karena minat publik terhadap UAP Sangat tinggi, NASA bertanggung jawab untuk memberikan topik tersebut dengan pengawasan ilmiah yang ketat.

"Pengawasan ilmiah yang ketat itu sangat penting, karena itu kita harus memperluas pemahaman kita tentang dunia sekitar," jelas Evans.

Tidak sampai disitu, Evans juga mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang apa yang ada di udara dan membuat langit lebih aman.

"Adalah kewajiban bangsa ini untuk menentukan apakah fenomena ini berpotensi menimbulkan risiko bagi keselamatan wilayah udara," tegasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement