JAKARTA – Setelah kasus Dandy mereda, publik kembali dikejutkan dengan kabar penganiayaan yang dilakukan oleh Aditya Hasibuan (AH) kepada Ken Admiral. Diduga kasus penganiayaan tersebut justru didukung oleh sang ayah yang merupakan perwira menengah Polri, AKBP Achiruddin Hasibuan.
Warganet tak hanya dibuat kesal dengan aksi penganiayaan yang dilakukan oleh AH. Namun, hobi Achiruddin Hasibuan pada motor gede (moge) pun tak luput dari sorotan masyarakat. Aktivitas menunggangi moge tersebut kerap dibagikan di akun Instagram resminya @achiruddinhasibuan.
Meski begitu, mantan Kabag Bin Ops Narkoba Polda Sumut ini tidak diakui sebagai anggota Harley Davidson Club Indonesia (HDCI). Hobi Achiruddin ini dikomentari oleh Ketua HDCI Medan Tengku Rinel. Ia menyebut Achiruddin tidak tergabung dalam HDCI yang ada di wilayahnya.
Menurutnya, setiap anggota HDCI selalu melakukan registrasi setiap setahun sekali. Baik Tengku Rinel dan Ketua Umum HDCI Ahmad Sahroni menyebut setiap anggotanya harus mengedepankan moral dan etika. Keduanya menyebut setiap anggota HDCI harus melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Seperti yang diamanatkan oleh Ketua Umum HDCI Ahmad Sahroni dan Ketua HDCI Pengda Sumut Musa Rajekshah kepada seluruh anggota HDCI agar tidak arogan, santun dan mengedepankan etika berkendara,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga mengecam tindakan Achiruddin yang menggunakan atribut HDCI karena bukan termasuk anggota. Hal ini dilakukan oleh Tengku Rinel lantaran beredar foto dan video dari Achiruddin menggunakan motor Harley dengan mengenakan seragam dari HDCI.
Aktivitas menggunakan moge juga dapat dilihat dari akun Instagram Achiruddin. Ia kerap mengendarai moge bersama dengan anak dan rekan-rekannya. Hal ini menuai kecaman dari warganet. Mereka meminta harta kekayaan Achiruddin juga diusut seperti yang terjadi pada kasus penganiayaan Dandy.
Diketahui, Achiruddin dicopot dari jabatannya dan dibebastugaskan oleh pihak kepolisian karena terbukti melanggar kode etik. Achiruddin terbukti melakukan pembiaran pada anaknya yang berbuat kriminal seperti penganiayaan.
(Citra Dara Vresti Trisna)