Franklin menggunakan gambar x-ray untuk lebih memahami DNA. Pada tanggal 6 Mei 1952, ia menangkap sebuah gambar yang akan mengubah apa yang diketahui para ilmuwan tentang DNA selamanya.
Foto yang dinamakan “Photo 51” ini, mengungkapkan banyak struktur tiga dimensi DNA. Menghubungkan foto tersebut dengan data-data lainnya, Franklin bekerja keras untuk lebih memahami struktur DNA.
Di saat yang sama, dua ilmuwan bernama Francis Crick dan James Watson juga mempelajari DNA. Pada bulan Januari 1953, salah satu rekan kerja Franklin menunjukkan kepada mereka karya Franklin yang belum pernah dipublikasikan.
Berkat Photo 51 dan data Franklin, Crick dan Watson mempublikasikan model struktur DNA mereka sendiri. Sayangnya, mereka tidak mengucapkan rasa terima kasih kepada Franklin atas kontribusinya. Crick dan Watson kemudian memenangkan Hadiah Nobel untuk karya mereka.
Franklin melanjutkan penelitiannya tentang DNA. Dia juga mempelajari virus dan struktur RNA. Faktanya, penelitian Franklin membantu membuka jalan bagi para ilmuwan modern yang mempelajari virus, termasuk virus penyebab COVID-19.
Pada tahun 1956, Franklin didiagnosis menderita kanker ovarium. Dia meninggal dua tahun kemudian pada usia 37 tahun. Hingga saat ini, ia dikenang sebagai salah satu ilmuwan paling brilian di generasinya.
(Andera Wiyakintra)