Pada akhirnya, B-Money tidak pernah berhasil dan B-Money berbeda dari Bitcoin dalam banyak hal. Meski begitu, B-Money juga merupakan upaya sistem uang digital anonim, pribadi, dan aman.
Karena, dalam sistem B-Money, nama samaran digital akan digunakan untuk mentransfer mata uang melalui jaringan terdesentralisasi. Sistem itu menyertakan sarana untuk penegakan kontrak dalam jaringan tanpa menggunakan pihak ketiga. Kendati Wei Dai mengusulkan whitepaper untuk B-money, pada akhirnya peluncurannya tidak sukses karena tidak mendapat begitu banyak perhatian dari publik.
Pada tahun 1990-an, terdapat mata uang digital bernama Hashcash, yang merupakan mata uang digital pra-bitcoin yang paling sukses. Hashcash dirancang untuk sejumlah keperluan, termasuk meminimalkan email spam dan mencegah serangan DDoS.
Hascash membuka berbagai kemungkinan yang baru akan terwujud setelah hampir dua dekade kemudian. Mata uang digital tersebut menggunakan algoritme proof-of-work untuk membantu pembuatan serta distribusi koin baru, seperti cryptocurrency kontemporer lainnya.
Namun, Hascash juga mengalami banyak masalah yang sama dengan cryptocurrency saat ini, di mana pada tahun 1997 menghadapi peningkatan kebutuhan daya pemrosesan, hingga Hascash menjadi semakin tidak efektif.
Meski Hascash akhirnya gagal, tapi mata uang digital tersebut melihat minat yang signifikan di masa jayanya. Akibatnya, banyak elemen dari sistem Hashcash masuk ke dalam pengembangan Bitcoin.
Mengenai Bitcoin sendiri, meski bukan cryptocurrency pertama, tapi Bitcoin merupakan salah satu bitcoin tertua yang masih bertahan, karena dirilis melalui Whitepaper pada tahun 2008.
Untuk pembelian cryptocurrency pertama yakni untuk dua pizza pada tahun 2010. Pengguna saat itu membayar 10.000 BTC. Sementara nilai 10.000 BTC di tahun 2022 meroket tajam yakni sekitar USD222 juta atau sekitar Rp3,3 triliun.
(Andera Wiyakintra)