Meski tampil cemerlang di F1 namun tidak lantas menutupi masalah kerugian perusahaan dalam memproduksi supercar. Beberapa waktu lalu, McLaren melaporkan kerugian hingga USD 247 juta atau Rp3,8 triliun untuk sembilan bulan pertama tahun ini.
Setehun lalu, McLaren juga mencatat kerugian hingga USD 87 juta (Rp1,3 triliun). Sejumlah kerugian tersebut membuat McLaren mengalami kesulitan finansial selama berbulan-bulan sebelum investor baru datang.
Sedangkan di tahun ini McLaren mendapat dana dari pemegang saham melalui saham preferensi konversi. Tercatat perusahaan investasi Ares Management Corporation dan Dana Investasi Publik Arab Saudi berkontribusi sebesar 154 juta dolar AS (Rp2,38 triliun).
(Citra Dara Vresti Trisna)