Ilmuwan mengatakan waduk kontraktil ini memungkinkan burung hantu memutar kepala secara radikal sambil tetap memliki cukup darah memberi makan mata dan otak.
Terlebih lagi jaringan vaskular pendukung yang kompleks meminimalkan gangguan dalam aliran darah.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa burung hantu memiliki sambungan pembuluh kecil antara arteri karotis dan vertebralis yang memungkinkan darah mengalir di antara pembuluh darah.
Tulang leher burung hantu juga memiliki kemampuan adaptasi untuk memfasilitasi rotasi ekstrem.
Salah satu arteri utama yang memberikan makan otak burung itu melewati lubang di tulang belakang yang disebut foramin transversal.
Tim menemukan lubang ini memiliki ukuran 10 kali lebih besar dari arteri. Ruang ekstra tersebut menciptakan kantong udara yang memungkinkan arteri bergerak saat diputar.
(Ahmad Muhajir)