Ide di balik tur ini berasal dari kecenderungan orang-orang Hong Kong untuk tertidur di transportasi umum selama perjalanan sehari-hari mereka.
“Sebagai agen perjalanan baru, kami berharap dapat membawa kegembiraan bagi pelanggan kami selama pandemi. Jadi kami mencoba memikirkan beberapa tur kreatif baru," kata Kenneth Kong, Manajer Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Ulu Travel.
"Ketika berdiskusi untuk mengembangkan jenis tur baru, saya melihat postingan media sosial dari teman saya yang mengatakan bahwa ia stres dengan pekerjaannya, dan tidak bisa tidur di malam hari. Tapi, ketika ia bepergian di bus, ia bisa tidur nyenyak. Postingannya menginspirasi kami untuk membuat tur ini, yang memungkinkan penumpang hanya tidur di dalam bus," lanjutnya.

Menurut Dr. Shirley Li, Peneliti Utama dari Klinik Penelitian Tidur di Universitas Hong Kong, kecenderungan orang untuk tidur siang dalam perjalanan sehari-hari adalah konsekuensi dari kurang tidur.
"Orang-orang di Hong Kong tidak punya cukup waktu untuk tidur. Kita cenderung memprioritaskan hal-hal lain seperti kegiatan bersenang-senang, kewajiban pribadi kita yang lain atau jadwal kerja kita, daripada tidur, yang sebenarnya merupakan kebutuhan fisiologis dasar yang lebih penting untuk manusia," katanya.
"Karena itu pula, kita cenderung memanfaatkan waktu lain untuk tidur, yaitu perjalanan kita sehari-hari, terutama kita bepergian dengan angkutan umum. Sebagian orang bahkan cenderung mengasosiasikan transportasi umum sebagai tempat mereka untuk tidur. Itulah alasan mengapa mereka lebih mudah tertidur di dalam bus," jelas Li.
Menurut ia, bagi para penumpang Bus Tidur, perjalanan lebih penting daripada tujuan.
(Salman Mardira)