"Kejadian ini dapat berlangsung selama tujuh hingga empat puluh hari paling lama," tulisnya dikutip Bisnis.
Jika dikaitkan dengan fenomena Surya Pethak, yakni Matahari yang merona putih selama siang hari sejak terbit hingga terbenamnya, ada kemungkinan kabut awan yang dapat menghalangi sinar Matahari melalui atmosfer Bumi dapat ditimbulkan oleh letusan gunung berapi maupun perubahan sirkulasi air laut yang dapat meningkatkan penguapan uap air. Sangat kecil kemungkinan kabut awan yang menyelimuti permukaan Bumi ditimbulkan oleh penurunan aktivitas Matahari berkepanjangan, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1645 hingga 1715.
Fenomena tersebut disebut juga sebagai Maunder Minimum, dinamai dari nama seorang astronom Matahari, Edward Walter Maunder dan istrinya Annie Russell Maunder. Fenomena ini berlangsung ketika “Zaman Es Kecil” atau rendahnya suhu rata-rata bagi kawasan Eropa dalam waktu yang cukup lama, antara tahun 1550 hingga 1850.
Baca Juga : Mengenal Surya Pethak, Fenomena Matahari Memutih Sebabkan Suhu Dingin
Meskipun demikian, tidak cukup bukti bahwa Maunder Minimum ini dapat menyebabkan Zaman Es Kecil, terlebih lagi, awal Zaman Es Kecil lebih awal serratus tahun daripada Maunder Minimum. Dia memaparkan ada alasan mengapa matahari dan langit tampak kemerahan ketika terbit dan terbenam, dan kenapa berwarna putih dan langit berwarna biru.