Alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan pemukiman, serta perburuan liar berdampak menurunnya populasi landak jawa di alam.
LIPI melanjutkan, dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa Landak merupakan satwa terestrial, nokturnal, berpasangan atau hidup dalam kelompok keluarga. Landak memiliki kekurangan dalam penglihatan namun indra penciumannya sangat tajam.
Perilaku Landak yang gemar menggerogoti batu atau kayu keras guna mengurangi pertumbuhan giginya. Landak juga diketahui, masa perekembangan kehamilannya mencapai 100 hingga 112 hari dengan jumlah setiap kelahiran 1 hingga 3 ekor landak.
"Potensi dan manfaat Landak Jawa hendaknya dalam penerapan yang dilakukan dengan bijak dan terukur, hingga tetap terjaga keberlangsungan dan kelestarian, peningkatan kesadaran kepada berbagai kalangan, komitmen pemerintah dan kemajuan Iptek dapat menjadi solusi bagi penyelamatan satwa liar dari kepunahan," kata Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Wartika Rosa Farida.
(Ahmad Luthfi)