Tidak sampai di situ, sampah juga mempengaruhi perkembangan terumbu karang. Sampah di lautan mampu menghalangi sinar matahari masuk ke dalam lautan karena terumbu karang membutuhkan cahaya untuk berfotosintesis. Dengan kata lain, kehadiran sampah bisa mengganggu perkembangan biota laut.
Selamat Hari Laut Sedunia
— Kementerian LHK (@KementerianLHK) June 8, 2020
Ekosistem laut memiliki beragam jenis tumbuhan hewan laut yang sangat unik, dengan menjaganya maka kita tetap bisa menikmati indahnya pemandangan laut yang bersih, tempat tinggal ikan tidak terganggu dan terumbu karang bebas untuk mengembangkan dirinya. pic.twitter.com/aIXliDEhkm
"Ketika terumbu karang terpengaruh otomatis akan berdampak terhadap perkembangan ikan-ikan terumbu. Nah, ikan-ikan terumbu yang terdampak akan berpengaruh terhadap ikan besar. Artinya itu akan juga berpengaruh terhadap tangkapan para nelayan," jelas Rosek.
Masih kata Rosek, ancaman terhadap biota laut akan semakin serius lantaran tidak adanya cara sistematis dari pemerintah untuk menangani sampah. "Kita lihat budaya nyampah masih terjadi. Kami sangat khawatir dengan kondisi laut Indonesia dengan adanya budaya nyampah yang masih begitu kuat hingga hari ini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi dalam diskusi daring bertema "Ancaman Sampah bagi Kelestarian Tumbuhan Satwa Liar dan Lingkungan Hidup" mengatakan.
(Ahmad Luthfi)