JAKARTA - Menjual kendaraan terdampak banjir memiliki risiko tersendiri, yakni harga jual lebih rendah dibandingkan situasi pasaran. Depresiasi tesebut tidak dapat terhindarkan saat kendaraan ditawarkan, walaupun langkah perbaikan sudah dilakukan.
Hal tersebut diungkap Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih.Dirinya juga mengungkap, turunnya harga mobil bekas bisa dinilai dari langkah inspeksi yang dilakukan penjual mobil baik penjualan secara konvensional maupun online.

Pengaruh kondisi kendaraan terdampak banjir sendiri bisa dilihat dari penawaran yang diajukan pembeli. "Penurunan harga pasti terjadi dengan rentang 15 sampai 20 persen untuk merek Jepang, sementara unit mobil Eropa sampai supercar bervariasi 30 sampai 50 persen," katanya ketika dihubungi Okezone, Senin (6/1/2020).

Penurunan harga ini, biasanya didorong oleh kekhawatiran pembeli kendaraan seken terhadap kondisi mobil unit yang akan dibeli. Terutama dengan risiko melakukan perbaikan atas potensi kerusakan, yang disebabkan oleh banjir, pada unit mobil itu.
Merosotnya harga mobil seken terdampak banjir, banyak terlihat pada mobil merek Eropa. Jenis kendaraan keluaran Eropa disebut memakan waktu pembersihan dan perbaikan dukup lama, utamanya saat upaya perbaikan kerusakan tersebut memerlukan suku cadang baru.

Kendaraan pribdai terdampak bencana banjir, biasanya belum akan dijual pemiliknya sampai proses perbaikannya selesai dilakukan. Langkah melepas mobil terdampak banjir banyak terjadi sejkitar tiga sampai enam bulan selepas bencana banjir terjadi.
Tren penjualan mobil tedamapak banjir pun, tidak selalu dapat terdeteksi di pasar mobil bekas. "Langkah menjual mobil tidak dapat dengan mudah diprediksi, begitu juga yang masuk ke bursa karena terdampak banjir," ungkapnya.
(Mufrod)