Hal tersebut menurut Claire penting lantaran pesan forward berpotensi mengandung berita bohong atau misinformasi.
"Kemudian kami melangkah lebih jauh lagi, jumlah pesan yang bisa di-forward itu hanya bisa dikirimkan maksimal ke 5 grup. Dan dari inisiatif tersebut data yang kami dapat sudah ada 25 persen penurunan pesan yang diteruskan ke grup WhatsApp," kata Claire.
"Yang kami yakini adalah dengan memberi pembatasan seperti itu kami bisa membantu menanggulangi ketika ada penyebaran informasi yang keliru atau yang salah," imbuh Claire.

Lebih lanjut, Claire juga melanjutkan bahwa pekan lalu pihaknya bersama Menkominfo meluncurkan fitur baru WhatsApp di Indonesia. WhatsApp menawarkan setting WhatsApp baru yang memudahkan pengguna untuk memilih siapa yang bisa menambahkan mereka ke grup WhatsApp.
"WhatsApp juga ada program edukasi masyarakat di mana aplikasi itu untuk tujuan yang baik tujuan yang positif bukan menyebar hoaks. Kami juga secara proaktif menyisir akun-akun yang mungkin fake dan juga meluncurkan program-program seperti ini untuk menjaga keamanan," kata Claire.
Baca Juga: Kominfo dan WhatsApp Kerjasama Edukasi Literasi Privasi dan Keamanan Digital
Baca Juga: Bakteri ini Hidup di Kopi, Bisa Ubah Kafein Jadi CO2 dan Amonia
(Ahmad Luthfi)