Departemen Kesehatan Amerika Serikat merilis sebuah laporan toksikologi [pemahaman mengenai pengaruh bahan kimia yang merugikan makhluk hidup] pada 2018 lalu tentang penemuannya akan tikus dengan kanker di jantungnya akibat terpapar radiasi frekuensi tingkat tinggi.
Mendengar pernyataan itu, seorang ilmuwan senior tampak kurang setuju. Ia mengatakan bahwa paparan yang digunakan dalam studi tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan paparan yang dialami manusia, dikarenakan mereka berbeda.

Baca Juga: Manfaatkan 5G, Dokter di China Operasi Pasien Jarak Jauh
“Gelombang radio yang digunakan untuk jaringan ponsel adalah non-ionisasi yang bisa menyebabkan kerusakan sel. Orang-orang sangat khawatir apakah itu bisa meningkatkan risiko kanker, namun perlu diperhatikan bahwa belum ada bukti yang dapat dipercaya bahwa ponsel atau jaringan nirkabel telah menyebabkan masalah bagi kita,” kata David Robert Grimes, fisikawan dan peneliti kanker.
Terkait hal ini, WHO menanggapi bahwa dalam pemasangan jaringan seluler ini sudah mendapatkan standar dari Badan Perlindugan Radiasi Non-Ionisasi (ICNIRP).
“Rentang frekuensi 5G telah dipertimbangkan secara mendalam oleh ICNIRP dengan level frekuensi jauh dibatas standar, sehingga tidak memiliki konsekuensi yang berpengaruh pada kesehatan,” ujar WHO dilansir dari BBC News, Senin (22/7/2019).
(Ahmad Luthfi)