SOLO - Media sosial terpopuler Facebook menawarkan tombol Reaction sebagai pilihan ekspresi selain tombol Like. Namun, sepertinya tombol Like masih lebih disukai.
Seperti dikutip dari Techtimes, Rabu (11/5/2016), emoji Reaction yang ditempatkan berderet dengan tombol Like menjadi tidak berguna. Sebuah studi media sosial yang dilakukan Quintly menemukan, jarang orang menggunakannya.
“Kami menyaring sekitar 130.000 postingan di Facebook. Hasil penelitian kami memperlihatkan, pengguna jarang meluangkan waktu memilih emoji yang pas untuk memperlihatkan ekspresi mereka mengenai sebuah postingan. Mereka cenderung menekan tombol Like kemudian terus melakukan scroll ke bawah,” tulis laporan itu, dikutip Madiunpos.
Berdasarkan hasil studi ini, sekitar 97 persen interaksi postingan berisi Like, komentar dan share. Data ini dengan mudah memperlihatkan betapa kecil peran emoji Reaction digunakan.
Penggunaan Reaction tampaknya lebih efektif untuk postingan berupa video. Studi Quintly memperlihatkan video mendapatkan 40 persen lebih banyak Reaction ketimbang postingan berupa foto.
Pengguna cenderung menggunakan Reaction Wow lebih banyak ketika melihat video, ketimbang gambar diam. Meski penggunaannya kalah populer dari Like, kesimpulan studi ini memperlihatkan kehadiran Reaction mendapat tanggapan dan masukan positif dari pengguna.
Sebelum media sosial terpopuler Facebook mengimplementasikan Reaction, sulit bagi pengguna untuk mengekspresikan beberapa reaksi negatif seperti marah atau sedih.