CHICAGO - Para ilmuwan baru-baru ini mengungkap kebakaran yang terjadi secara alamiah di zaman kapur atau periode Cretaceous. Investigasi ini dilakukan oleh para ahli dari Royal Holloway University of London dan The Field Museum of Natural History di Chicago, Amerika Serikat.
Dilansir Softpedia, Selasa (10/4/2012), terjadi kebakaran hutan yang luas pada periode Cretaceous sekira 65 juta tahun lalu. Dinosaurus ketika itu harus menghindari kebakaran hutan yang meluas untuk dapat tetap bertahan hidup.
Para ilmuwan yakin peristiwa alami di zaman kapur ini menunjukan bukti bahwa fenomena alam bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Untuk mencapai kesimpulan itu, peneliti menganalisis endapan charcoal (arang) pada catatan geologi. Kemudian, membangun database global untuk mengetahui seberapa sering kebakaran hutan terjadi dalam skala yang besar.
Ilmuwan menemukan beberapa faktor penyebab kebakaran hutan, antara lain efek rumah kaca yang terjadi selama periode Cretaceous. Hal ini menandakan, ketika itu suhu rata-rata jauh lebih tinggi ketimbang di zaman modern saat ini.
Kondisi lain seperti sambaran petir juga memiliki potensi besar untuk memicu terjadinya kebakaran hutan. Selain itu, tim ilmuwan percaya bahwa fenomena atmosfer dengan konsentrasi oksigen yang tinggi juga mempunyai kesempatan besar terjadinya kebakaran.
"ini adalah (faktor) mengapa kebakaran begitu luas. Pada periode tersebut, tidak seperti hari ini, tanaman dengan kelembapan yang tinggi bisa berpotensi terbakar," ujar peneliti dari Field Museum dan penulis laporan, Ian Glasspool.
"Arang adalah sisa dari tanaman yang terbakar dan mudah diawetkan dalam catatan fosil. Hanya sedikit yang memperhatikan dampak kebakaran terhadap lingkungan, yaitu tidak hanya menghancurkan vegetasi, tetapi juga bisa menimbulkan erosi serta banjir akibat terjadinya kebakaran hutan tersebut," jelas Andrew C. Scoot dari Royal Holloway University of London.
(Fetra Hariandja)