Sementara itu pihak WhatsApp dalam pernyataannya yang diunggah di media sosial X menyatakan bahwa pihaknya menolak upaya pemerintah Rusia untuk melanggar hak komunikasi yang aman bagi penggunanya.
"WhatsApp bersifat privat, terenkripsi ujung ke ujung (end-to-end encrypted), dan menolak upaya pemerintah untuk melanggar hak orang dalam berkomunikasi secara aman — inilah alasan Rusia berusaha memblokir WhatsApp dari lebih dari 100 juta penduduknya. Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan komunikasi terenkripsi ujung ke ujung tersedia bagi semua orang di seluruh dunia, termasuk di Rusia," demikian disampaikan WhatsApp dalam unggahan di media sosialnya, Kamis, 14 Agustus 2025.
Akibat pembatasan tersebut, panggilan suara di Telegram hampir tidak berfungsi sejak 11 Agustus dan panggilan WhatsApp tidak bisa dilakukan, dengan suara yang terputus-putus dan terdengar “dengung logam,” menurut laporan Reuters.
Kementerian Pengembangan Digital menyatakan Telegram dan WhatsApp telah mengabaikan permintaan berulang kali untuk mengambil langkah menghentikan penyalahgunaan platform mereka untuk aktivitas penipuan dan terorisme.
Tindakan pemblokiran, yang hanya berlaku untuk panggilan, akan dicabut jika platform tersebut mematuhi hukum Rusia, kata kementerian itu.
Persyaratan itu meliputi membuka badan hukum di Rusia, mematuhi seluruh hukum Rusia tanpa syarat, serta bekerja sama dengan Roskomnadzor dan penegak hukum, ujar Anton Gorelkin, wakil ketua komite teknologi informasi parlemen.