JAKARTA - Nissan menjalankan restrukturisasi dalam upaya menyelamatkan finansialnya imbas tertekannya penjualan di sejumlah pasar utama. Teranyar, produsen asal Jepang itu akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah pekerja mereka di Eropa.
Melansir Reuters, Kamis (7/8/2025), proses konsultasi dengan serikat pekerja regional Eropa berlangsung di kantor Nissan Automotive Europe, yang berlokasi di Montigny-Ie-Bretonneux, Prancis. Kantor ini menjadi pusat pengelolaan operasional Nissan untuk wilayah Eropa, Afrika, Timur Tengah, India, dan Oseania, dengan jumlah karyawan sekitar 560 orang.
Sebagai upaya awal, manajemen dan serikat pekerja sepakat mendiskusikan opsi pengunduran diri secara sukarela. Hal ini sebelum PHK paksa sebagai langkah akhir.
Negosiasi ini dijadwalkan selesai pada 20 Oktober 2025. Sementara rincian keputusan akan disampaikan kepada seluruh karyawan pada bulan berikutnya.
"Kami menjalankan proses ini dengan penuh kehati-hatian, transparansi, dan mematuhi seluruh ketentuan hukum yang berlaku," ujar Wakil Ketua Nissan untuk Regional Eropa, Massimiliano Messina.
Messina mengungkap hingga saat ini belum ada keputusan final yang diambil mengenai PHK pekerja di Eropa. Kendati begitu, proses konsultasi ini menandai kelanjutan program restrukturisasi besar-besaran yang diumumkan CEO baru Nissan, Ivan Espinosa, sejak merapat pada April lalu.
Diketahui, Ivan Espinosa langsung mengambil langkah restrukturisasi untuk menyelamatkan keuangan perusahaan. Hal tersebut mencakup pemangkasan sekitar 15 persen tenaga kerja global, pengurangan kapasitas produksi hingga 30 persen menjadi 2,5 juta unit per tahun, serta penyusutan jumlah pabrik dari 17 menjadi 10 lokasi di seluruh dunia.
Rencana ini diharapkan dapat menghemat biaya hingga 500 miliar yen atau sekitar 3,4 miliar dolar AS. Langkah ini diambil setelah Nissan mengalami tekanan penjualan di pasar utama, seperti China dan Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan perusahaan yang dirilis Oktober 2024, Nissan mempekerjakan hampir 19 ribu orang di wilayah Eropa, Afrika, Timur Tengah, India, dan Oseania. Sekitar 60 persen dari total tenaga kerja berbasis di Eropa.
(Erha Aprili Ramadhoni)