"Untuk mendukung kebijakan emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan pada kendaraan bermotor dan ekosistemnya melalui penggunaan bahan bakar biodiesel, bioetanol, dan kebijakan industri hijau,” kata Kukuh.
Selanjutnya, sesi keynote speech disampaikan oleh tokoh nasional, Ignasius Jonan, yang juga mantan Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan RI.
Jonan membagikan wawasan strategis terkait transisi energi di sektor transportasi, sekaligus menyoroti pentingnya forum seperti GIAC (Global Indonesia Automotive Conference) sebagai ruang diskusi untuk masa depan industri otomotif nasional.
“Saya mengapresiasi diskusi soal arah pengembangan teknologi kendaraan yang ada saat ini. Menurut Saya ini penting untuk mencari arah dan solusi mobilitas yang dibutuhkan masyarakat Indonesia," tuturnya.
"Saya melihat ke depannya arah pengembangan kendaraan dengan mesin jenis hybrid adalah solusi tepat. Setidaknya jadi solusi yang tidak memberatkan sisi pemerintah dan juga brand sebagai penyedia teknologi kendaraan,” ujar Jonan.
Sedangkan, para pembicara GIAC 2025 mencerminkan keberagaman perspektif lintas sektor, antara lain Deputy CEO Asia Region Toyota Hao Tien, serta Retail Operation & Aftermarket for Asia Pacific Importers Volvo Mikael Hagsten-Nielsen.
Selanjutnya, ada pula Kepala Kelompok Riset Ekonomi Hijau dan Iklim Universitas Indonesia Dr. Alin Halimatussadiah, serta Vice President Geely Auto International Corporation Evin Ye.
Konferensi dimoderatori oleh Yuniadi H. Hartono yang menghadirkan diskusi strategis tentang kebijakan, inovasi, dan kolaborasi internasional untuk mendorong adopsi energi ramah lingkungan di industri otomotif.