Mengapa Gempa di Myanmar Begitu Mematikan dan Merusak, Ini Penjelasannya

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 31 Maret 2025 17:26 WIB
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Share :

Getaran juga terasa di provinsi Yunnan di barat daya China, menurut badan gempa Beijing, yang mengatakan guncangan tersebut berkekuatan M 7,9.

Profesor Bill McGuire, Profesor Emeritus Geofisika & Bahaya Iklim di University College London, mengatakan bahwa Myanmar adalah salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia. Jadi, menurutnya, gempa bumi ini bukanlah hal yang mengejutkan.

"Gempa ini tampaknya terjadi di Sesar Sagaing utama, yang menandai batas antara dua lempeng tektonik, dan membentang dari utara ke selatan dekat dengan sejumlah pusat populasi besar," ujarnya sebagaimana dilansir Daily Mail.

Gempa Slip Strike

Gempa ini disebut oleh para ahli geologi sebagai getaran 'slip-strike', yang dipicu oleh dua lempeng tektonik yang tiba-tiba bergerak saling melewati.

Ketika lempeng-lempeng tersebut saling menempel di wilayah patahan, kekuatan penuh dari dua wilayah tektonik tersebut terbentuk di area yang kecil.

Ketika gaya tersebut akhirnya mengatasi gesekan, semua energi tersebut dilepaskan dalam hitungan detik, yang memicu gempa bumi besar.

Meskipun sebagian besar peta akan menunjukkan episentrum gempa bumi sebagai suatu titik, gempa bumi sebenarnya menyebar dari area patahan yang jauh lebih besar.

Dalam kasus seperti kejadian hari ini, patahan biasanya meliputi wilayah yang panjang 100 mil dengan lebar 12 mil (165 km dengan lebar 20 km).

Sejak awal tahun lalu, para ahli geologi telah memberi peringatan bahwa 'gempa bumi dahsyat' yang mematikan di Sesar Sagaing dapat terjadi dalam waktu dekat.

Pada Januari, para ahli geologi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China menemukan bahwa bagian tengah patahan Sagaing telah sangat 'terkunci' - yang berarti lempeng-lempeng telah tertahan untuk waktu yang sangat lama.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Ototekno lainnya