Adu Biaya Langganan DeepSeek dan ChatGPT, Bak Langit dan Bumi!

Bintang Rizky, Jurnalis
Selasa 04 Februari 2025 09:13 WIB
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Share :

JAKARTA - Kecerdasan buatan (AI) adalah wujud kemajuan teknologi baru yang terus berkembang, dengan berbagai model, yang dapat mempermudah pekerjaan manusia, mulai dari membuat kalkulasi yang rumit, merangkum sejumlah besar informasi dalam waktu yang sangat singat, hingga membuat gambar atau video hanya dengan rangkaian perintah teks. 

Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan Amerika Serikat (AS) seperti OpenAI dengan ChatGPT-nya, mendominasi bidang kecerdasan buatan ini. Dengan kapital yang sangat besar, perusahaan-perusahaan ini dapat membangun pusat data yang memungkinkan komputasi super cepat untuk mendukung model AI-nya, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan dari negara lain.  

Namun,  bulan lalu muncul DeepSeek, platform AI open source asal China, yang ternyata memiliki kemampuan yang setara dengan model-model dari OpenAI, dan dibangun dengan dana yang diklaim jauh lebih murah. Model AI DeepSeek juga bisa diakses oleh pengguna dengan biaya yang jauh lebih rendah dari produk dari OpenAI, menjadikan platform ini "idola" baru di kalangan pengembang dan pengguna AI. 

Lantas, akankah kemunculan DeepSeek ini mengalahkan dominasi OpenAI?

Sekilas Tentang DeepSeek dan ChatGPT

DeepSeek merupakan sebuah platform open-source yang dirancang untuk menyelesaikan masalah kompleks dan analisis mendalam. Sama seperti ChatGPT, hanya saja ia adalah produk andalan OpenAI yang telah menjadi pemimpin pasar Large Language Model (LLM) berkat kemampuan percakapannya yang canggih dan intuitif.

DeepSeek maupun ChatGPT memiliki versi gratis yang menawarkan layanan yang sama. Mulai dari menanyakan pertanyaan, memberikan bantuan untuk memecahkan masalah, memberikan informasi umum, dan lainnya. Keduanya juga memiliki versi yang berbayar.

 

Perbandingan Harga

Sebagaimana telah disampaikan, salah satu daya tarik DeepSeek adalah biayanya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan ChatGPT. Untuk berlangganan ChatGPT memerlukan biaya sebesar USD20 (Rp323.000), sementara DeepSeek hanya dikenai biaya sebesar USD0.50 (sekira Rp8.000 yang membuatnya lebih jauh terjangkau.

DeepSeek-R1 juga dilaporkan memiliki biaya operasional yang lebih hemat, dengan biaya dasar sekitar 27,4 kali lebih murah/token dibandingkan dengan model o1 OpenAI. 

Perbedaan Keunggulan

Bukan hanya soal tarif, model DeepSeek-R1 lebih unggul pula dibanding model o1 milik ChatGPT dalam mengartikan kode baik Python maupun Java dan memecahkan persamaan yang kompleks, menurut laporan Business Today.

Hanya saja, DeepSeek cukup tertutup dan sangat sensitif dengan pertanyaan terkait pemerintahan China, hal ini dikarenakan protokol yang mengharuskannya tunduk kepada China. Berbeda dengan ChatGPT yang akan merespon dengan terbuka dan detail.

Misal jika ditanya terkait Presiden Cina, Xi Jinping, DeepSeek malah memberikan respon penolakan untuk menjawab dan mengalihkan topik.

"Maaf, saya tidak yakin bagaimana cara menjawab pertanyaan seperti ini. Mari kita bahas soal matematika, coding, dan logika sebagai gantinya," respons DeepSeek.

Sedangkan ChatGPT lebih unggul dalam menyampaikan cerita, candaan, dan teks untuk tujuan pemasaran.

ChatGPT juga lebih mengikuti perkembangan peristiwa global dan merespons lebih cepat ketika ditanya tentang berita terkini. Namun, chatbot ini terkadang memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan konteks dan data yang bias.

 

Implikasi DeepSeek Terhadap Saham-saham AS

DeepSeek membuat heboh dunia teknologi pada beberapa Waktu silam, tepatnya pada Senin (27/1/2025). Kehebohan ini mengakibatkan saham-saham teknologi di Amerika Serikat (AS) terguncang. Ia berhasil menyalip saingannya yakni ChatGPT, sebagai aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store Apple di AS.

Dilansir dari Reuters, DeepSeek didukung oleh model DeepSeek-V3, memimpin papan peringkat di antara model open source dan menyaingi model sumber tertutup tercanggih secara global menurut para kreatornya.

Bursa saham AS, Wall Street ditutup ambruk pasca hebohnya DeepSeek yang melonjak menyaingi ChatGPT sebagai review aplikasi gratis terbaik di App Store Apple AS. Indeks Nasdaq Composite, yang sarat akan teknologi dan indeks di mana tempat bernaungnya saham-saham teknologi AS, juga ambruk.

Penurunan tajam Wall Street, terutama Nasdaq pada awal perdagangan hingga akhir perdagangan kemarin disebabkan oleh dorongan AI China yang mengguncang saham-saham Big Tech Amerika. Puluhan perusahaan teknologi China, baik besar maupun kecil, telah merilis model AI mereka sendiri, tetapi DeepSeek adalah yang pertama dipuji oleh industri teknologi AS karena menyamai atau bahkan melampaui kinerja model-model AS yang canggih.


 

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya