SPECIAL REPORT: Evolusi Virus Gondongan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 27 Oktober 2024 11:42 WIB
Special Report Gondongan.
Share :

JAKARTA – Penyebaran penyakit gondongan kembali menarik perhatian baru-baru ini setelah salah satu sekolah di Tangerang Selatan terpaksa di lockdown karena belasan siswanya terpapar penyakit tersebut. Meski terlihat remeh, penyakit gondongan, yang disebabkan oleh virus, ternyata bisa menyebabkan kondisi yang cukup serius, bahkan dalam kasus yang langka bisa menyebabkan kehilangan pendengaran.

Gondongan disebabkan oleh virus yang disebut sebagai virus gondongan (mumps virus/MuV). Virus RNA dari keluarga paramyxoviridae ini menyebar melalui sekresi pernapasan seperti droplet dan air liur, serta melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Menurut Mayo Clinic, penyakit ini sangat menular dan menyebar dengan mudah di daerah yang padat penduduk dan memiliki gejala demam, hilang nafsu makan, sakit pada perut, sakit dan bengkak pada testis, hingga kebingungan atau disorientasi.

Asal Usul Virus Gondongan

Asal usul dari virus gondongan sejauh ini belum diketahui secara pasti, tetapi jika menilik penyakit campak atau cacar air yang disebabkan virus paramyxoviridae yang satu keluarga dengan gondongan, sejarah penyakit ini dapat ditarik hingga masa Babilonia Kuno pada tahun 600 Sebelum Masehi (SM).

Seperti cacar air, gondongan juga awalnya diyakini sebagai penyakit yang menjangkiti ternak, yang kemudian beralih menjangkiti manusia. Setelah menjangkiti manusia, penyakit ini kemudian kehilangan kemampuan untuk kembali menjangkiti ternak.

Menurut tulisan "From King Nebuchadnezzar of Babylon to Mumps Genotyping and Vaccination 26 Centuries Later" yang ditulis Charles Grose, MD dan diterbitkan di jurnal Pediatrics Desember 2021, gondongan diyakini telah dideskripsikan oleh Hippocrates dari masa Yunani Kuno, dan diyakini muncul sebagai penyakit yang menjangkiti manusia pada 460 SM. Penyakit ini dapat menjadi endemik di kota-kota dengan populasi besar, yang oleh Grose dicontohkan dengan Babilonia Kuno.

“Selain itu, karena penyakit campak dan gondongan sudah tidak dapat menular lagi ke hewan inangnya, penyakit ini hanya akan menjadi penyakit endemik dengan munculnya kota-kota seperti Babilonia, yang memiliki populasi >100.000 jiwa, karena jumlah populasi minimal tersebut diperlukan untuk mempertahankan penyakit menular yang hanya menginfeksi manusia.” tulisnya.

Sejak saat itu, virus gondongan terus berkembang, bahkan hingga sat ini penyakit gondongan masih menjadi endemik di negara besar seperti Amerika Serikat (AS). Penangan gondongan dengan vaksinasi dinilai tidak seefektif vaksinasi penyakit “saudaranya” cacar air.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya