JAKARTA – Iran melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Israel pada Selasa, (1/10/2024), menghujani sejumlah target di Negara Zionis itu dengan setidaknya 180 rudal hipersonik. Serangan tersebut menembus sistem pertahanan udara Iron Dome Israel dan dilaporkan menimbulkan kerusakan di berat.
Sistem pertahanan Iron Dome Israel dikenal sebagai perangkat militer canggih yang telah menangkal berbagai tembakan roket dan rudal dari kelompok pejuang Palestina dan Hizbullah di Lebanon. Namun, dalam beberapa waktu belakangan, Iron Dome telah berhasil dipecundangi dan ditembus, kali ini oleh rudal Iran hipersonik Iran.
Menurut laporan media pemerintah Iran, serangan tersebut dilancarkan menggunakan rudal balistik hipersonik Fattah. Ini merupakan pertama kalinya rudal hipersonik tersebut digunakan dalam sebuah serangan besar-besaran.
Iran mengungkapkan peningkatan dari rudal hipersoniknya pada Juni 2023, menjadikannya salah satu dari sedikit negara yang memilki rudal dengan teknologi tersebut, bersama dengan China dan Rusia.
Rudal Fattah II adalah kendaraan luncur hipersonik (HGV), proyektil yang meluncur ke sasarannya setelah peluncuran awal, menawarkan kemampuan manuver yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan hulu ledak balistik yang bergerak dalam pola busur yang lebih dapat diprediksi.
Tidak banyak informasi resmi tentang spesifikasi dari Fattah II, namun pihak Iran mengklaim bahwa rudal ini mampu bergerak dengan kecepatan hingga Mach 15 (5,1 km atau 3,2 mil per detik) dengan jangkauan 1.400 km.