"Ini yang dikejar selalu industri otomotif, padahal industri otomotif ini selalu siap. Begitu sudah siap, ternyata infrastrukturnya enggak siap. EV misalnya, kendalanya dan tantangannya semua tahu masih persoalan seputar infrastruktur," ujar Kukuh.
Namun, ia mengakui menerapkan strategi multi-pathway untuk kendaraan yang ramah lingkungan dengan emisi karbon yang lebih sedikit juga tetap memiliki tantangan. Menurutnya, hal ini juga terletak pada keseriusan pemerintah dalam memperbaiki kualitas udara.
"Tantangannya ternyata ada di ketersediaan bahan baku etanol seperti tebu, di sini pabrik tebunya sudah tua. Kalau ada, bukan diremajakan, malah jadi museum," ucapnya.
"Kita juga import puluhan juta ton gula, ada ketakutan kalau tebunya dipakai untuk bio etanol, untuk gula bagaimana? Kan harusnya berjalan beriringan. Artinya tantangannya tidak hanya di EV saja, di energi alternatif lainnya juga punya tantangannya," tutur Kukuh.
(Erha Aprili Ramadhoni)