"Kalau EV (electric vehicle-red) yang dicari adalah torsi instan, jadi bedanya dengan konvensional ban harus siap menerima torsi tersebut jadi bannya gak nge-drag," kata Arfianti.
Mobil listrik diketahui sunyi alias tidak mengeluarkan suara seperti mobil bensin. Karena itu, hal ini juga berpengaruh terhadap ban.
"Kedua, EV kan tidak memiliki bunyi jadi yang diperlukan adalah ban yang senyap. Jadi, kami harus menciptakan ban yang tidak mengganggu kesenyapan tersebut," tuturnya.
Perbedaan berikutnya adalah sustainability. Mobil listrik merupakan kendaraan ramah lingkungan. Karena itu, bannya pun juga harus memiliki konsep serupa.
"Ketiga, yakni sustainability. Karena yang kita pakai EV itu kendaraan ramah lingkungan, jadi kita desain ban yang ramah lingkungan dan awet," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)