Pemerintah Tokyo Mulai Gunakan AI untuk Carikan Jodoh bagi Warganya

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 24 Maret 2024 10:25 WIB
Foto: Reuters.
Share :

TOKYO – Pemerintah Tokyo, Jepang mulai menggunakan bantuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membantu warganya menemukan pasangan hidup. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Jepang untuk meningkatkan angka pernikahan dan kelahiran di antara penduduknya.  

Minggu ini di Tokyo, sekira tiga lusin pria dan wanita bertemu dalam sebuah acara dimana mereka mencoba saling mengenal, mengikuti permainan memecahkan misteri dan mencari potensi pasangan hidup.  

Acara ini adalah salah satu dari banyak acara perjodohan yang diselenggarakan pemerintah Tokyo selama bertahun-tahun dalam upaya membalikkan penurunan jumlah pernikahan dan kelahiran, yang sejauh ini belum berhasil.  

Setelah menyelenggarakan pesta dan menawarkan saran kencan dan mode, kota metropolitan berpenduduk 14 juta jiwa ini kini berharap mendapatkan jangkauan yang lebih luas dan hasil yang lebih baik dengan merilis aplikasi kencan bertenaga kecerdasan buatan (AI) pada awal musim semi ini. 

Aplikasi ini akan menanyakan lebih dari 100 pertanyaan kepada calon pengantin, seperti "Orang seperti apa yang tidak Anda sukai?" dan "Apakah kamu nyaman mengungkapkan perasaanmu?". Aplikasi ini kemudian akan menyarankan kecocokan menggunakan data besar yang diperoleh dari tanggapan 150.000 pasangan. 

Tokyo berencana untuk memeriksa pengguna apliasi ini melalui wawancara online dan memerlukan sertifikat yang membuktikan status lajang dalam sebuah proses perjodohan, yang menurut salah satu peserta acara perjodohan Equinox Vernal pekan ini, meyakinkan. 

“Saya ingin mencoba aplikasi baru ini,” kata Kaori Shiratori, sebelum meninggalkan acara tersebut tanpa mendapatkan pasangan.  

"Saya mencoba mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan pria yang menurutku menarik, tapi semua orang bergegas menghampirinya jadi aku tidak punya kesempatan," tambah pegawai negeri sipil berusia 56 tahun itu sebagaimana dilansir Reuters.

 

 

Seorang pria berusia 32 tahun yang meminta untuk disebutkan namanya saja, Fujita, mengaku sempat ragu mencari pasangan karena ia bekerja paruh waktu. Setelah mendapatkan pekerjaan tetap di panti jompo, dia sekarang ingin mencari seseorang untuk menghabiskan waktu bersamanya, mendaki gunung dan mengunjungi kuil. 

“Saya dapat mempercayai aplikasi ini jika diawasi oleh Tokyo karena saya pikir mereka akan lebih berhati-hati dalam menangani informasi pribadi,” katanya. 

Dengan populasi yang akan mulai menyusut pada tahun 2030, Tokyo akan meningkatkan anggarannya sebesar hampir dua kali lipat menjadi 335 juta yen (sekira Rp34,8 miliar) untuk layanan dukungan pernikahan pada tahun fiskal yang dimulai bulan depan. Tokyo bergabung dengan pemerintah terdekat seperti di prefektur Saitama dan Ibaraki dalam menawarkan layanan aplikasi perjodohan. 

Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida juga telah mengidentifikasi menurunnya angka kelahiran di Jepang – populasi nasional telah menurun sejak puncaknya pada tahun 2008 – sebagai masalah utama yang memerlukan tindakan pada dekade ini. 

Hampir sepertiga pria Tokyo berusia 50-an tahun belum pernah menikah, sementara data yang dikumpulkan oleh Recruit Holdings menunjukkan 46% pria dan 30% wanita berusia 20-an tahun di Jepang belum pernah berkencan. 

“Kami mencoba menciptakan titik masuk yang mudah bagi mereka yang ingin menikah tetapi tidak tahu harus ke mana atau takut untuk memulainya,” kata pejabat pemerintah Tokyo Asako Suyama, yang memimpin layanan dukungan pernikahan di kota tersebut. 

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya