WASHINGTON DC - Fenomena aneh baru terjadi di atmosfer Planet Mars yang membengkak hingga berkali lipat dari ukuran biasanya. Hal ini pun baru terjadi kali ini dan membuat ilmuwan bingung.
Peristiwa tersebut direkam oleh pengorbit NASA bernama MAVEN (kependekan dari Mars Atmospheric and Volatile Evolution) yang telah mengamati atmosfer Mars dan responsnya terhadap perilaku matahari sejak tahun 2014.
Data MAVEN menunjukkan aspek lain dari sistem Mars, bukan hanya atmosfer Mars yang membengkak dari 800 km menjadi 3.000 km tapi juga robekan magnetosfer berbentuk tetesan air, guncangan busur dan ionosfer.
"Kami benar-benar berada di luar jangkauan di sini. Ini adalah sesuatu yang belum pernah kami lihat di Mars sebelumnya dengan MAVEN,” kata profesor fisika dan astronomi sekaligus anggota tim MAVEN, Jasper Halekas, dikutip dari Space, Jumat (15/12/2023).
Kejadian yang tak biasa ini terjadi setelah wilayah angin Matahari yang bergerak cepat mengambil alih wilayah angin Matahari yang lebih lambat dan menyapu material angin Matahari.
Badai tersebut mencapai Mars pada 25 Desember 2022, memberikan para ilmuwan posisi terdepan yang menarik untuk menyaksikan atmosfer planet membengkak, seperti yang mungkin terjadi jika ia mengelilingi bintang yang tidak terlalu berangin.
“Ini merupakan kado Natal bagi kami,” kata Halekas, yang memimpin penelitian baru yang melaporkan peristiwa ini.
"Alam telah menyiapkan eksperimen sains yang sempurna ini," tambahnya.
Dengan data MAVEN tentang dinamika tak terduga di Mars, Halekas dan rekan-rekannya mempelajari bagaimana peristiwa matahari yang ekstrem dan ketidakhadirannya memengaruhi atmosfer planet, sebuah wawasan yang berharga untuk memahami evolusinya.
Temuan ini juga mempunyai implikasi terhadap pemahaman manusia tentang planet mirip Bumi di luar tata surya dan bagaimana mereka berinteraksi dengan bintang induknya.
"Kita bisa melihat apa yang sedang terjadi dalam fisika, bagaimana dinamika bekerja dan benar-benar memahami detailnya,” kata anggota tim MAVEN Skylar Shaver dari Laboratorium Fisika Atmosfer dan Luar Angkasa di Boulder.
Dua hari setelah badai melewati Mars, atmosfer di sekitar Planet Merah kembali kembali ke keadaan semula, tetapi sebelumnya sedikit memantul seperti lempengan Jell-O yang bergoyang.
Badai serupa melanda Bumi pada tahun 1999, ketika atmosfer planet kita bertambah lima kali lipat dari ukuran normalnya. Namun tidak banyak pesawat ruang angkasa yang mengorbit yang ditempatkan sebaik MAVEN yang sekarang mempelajari peristiwa semacam itu.
Peneliti utama misi MAVEN, Shannon Curry menduga peristiwa seperti ini biasa terjadi pada awal evolusi Mars 3 hingga 4 miliar tahun lalu, ketika matahari kita lebih membara dibandingkan sekarang dan mungkin menimbulkan badai seminggu sekali atau bahkan setiap hari.
Peristiwa ekstrem seperti itu kemungkinan besar bertanggung jawab atas kekeringan di Planet Merah, yang menurut para ilmuwan pernah menjadi tempat menampung air cair dan menawarkan kondisi yang ramah terhadap kehidupan.
Curry menambahkan kejadian seperti ini mungkin terjadi beberapa kali dalam dua tahun ke depan seiring dengan puncak aktivitas matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli 2025 atau akhir tahun depan.
(Saliki Dwi Saputra )