JAKARTA – Kabar kehadiran Starlink di Indonesia memang ditunggu-tunggu untuk kemajuan telkomunikasi di Indonesia, sekaligus menimbulkan pro-kontra. Namun demikian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membantah akan memberikan ‘karpet merah’ untuk Starlink jika masuk ke Tanah Air.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Telekomunikasi Dirjen PPI Kementrian Kominfo, Aju Widya Sari, dalam acara diskusi Selular Business Forum (SBF) di Jakarta beberapa waktu lalu.
Perlu diketahui, rencana masuknya Starlink tahun depan memang menjadi menjadi tantangan operator seluler dan pengusaha jarinan internet di Indonesia. Belum lagi, di tengah melambatnya pertumbuhan industri selular maupun jasa internet, mereka justru mendapatkan beban regulatory charge yang besar.
Akan tetapi menurut Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kementrian Kominfo, Aju Widya Sari mengakui bahwa satelit internet memang sangat dibutuhkan di Indonesia lantaran masih banyak desa yang blank spot internet.
“Baru 70 persen desa di Indonesia yang tercover internet dan sisanya masih blankspot,” kata Aju.
Dia pun menjelaskan bahwa biaya infrastruktur untuk membangun jaringan internet di Indonesia sangat tinggi dan dikeluhkan para operator. Hal tersebut yang membuat pemerintah dalam hal ini Kominfo beralih ke satelit internet.
“Saat ini terdata 1.020 desa dan masih banyak lagi yang mengajukan permohonan dari pemda-pemda untuk penanganan desa blank spot,” sambungnya.