JAKARTA - Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin dapat dirasakan oleh banyak orang. Termasuk dalam bidang kesehatan untuk medeteksi penyakt diabetes.
New York Post, Senin (23/10/2023), mengabarkan bahwa Klick Labs menemukan bahwa AI saat ini dapat mendeteksi diabetes tipe 2 hanya dengan mendengarkan pasien berbicara selama enam hingga sepuluh detik.
Penelitian yang diterbitkan dalam “Mayo Clinic Proceedings: Digital Health” itu menunjukkan tingkat akurasinya pun cukup tinggi, yakni mencapai 89% untuk diagnosis pada wanita dan 86% untuk diagnosis pada pria.
"Penelitian kami menyoroti variasi vokal yang signifikan antara individu dengan dan tanpa diabetes tipe 2 dan dapat mengubah cara komunitas medis melakukan skrining diabetes,” kata penulis pertama Jaycee Kaufman.
“Metode deteksi yang ada saat ini memerlukan banyak waktu, perjalanan, dan biaya. Teknologi suara berpotensi menghilangkan hambatan-hambatan ini sepenuhnya,” lanjutnya.
Untuk diketahui, penelitian ini melibatkan lebih dari 250 orang baik yang menderita atau tidak menderita diabetes tipe 2. AI kemudian mencatat frasa di ponsel cerdas mereka enam kali sehari selama dua minggu.
Lebih dari 18.000 rekaman dianalisis untuk lebih dari 14 fitur akustik berbeda, yang berbeda antara penderita diabetes dan non-penderita diabetes. Peserta juga memberikan data kesehatan dasar seperti usia, tinggi badan, dan berat badan.
Teknologi pemrosesan sinyal mampu menangkap nada-nada vokal tertentu yang tidak terdengar oleh telinga manusia. Suara-suara tersembunyi ini memberikan petunjuk yang diperlukan, menurut Kaufman.
“Penelitian kami menggarisbawahi potensi luar biasa dari teknologi suara dalam mengidentifikasi diabetes tipe 2 dan kondisi kesehatan lainnya,” kata Wakil Presiden Klick dan peneliti utama Yan Fossat.
“Teknologi suara dapat merevolusi praktik layanan kesehatan sebagai alat skrining digital yang mudah diakses dan terjangkau," tambahnya.
Langkah selanjutnya yang dilakukan Klick adalah mereplikasi penelitian tersebut dan memperluas pencarian vokal untuk mencari pra-diabetes, hipertensi, dan banyak lagi. Diharapkan temuan ini bisa menyelamatkan banyak penderita diabetes.
(Saliki Dwi Saputra )