JAKARTA – Elon Musk merupakan pemilik jaringan Starlink yang bertujuan sebagai penyedia layanan internet berbasis satelit, dimana layanan ini memanfaatkan satelit yang berada di orbit rendah Bumi.
Dilansir dari situs Investopedia, Elon Musk telah meraih ketenaran global sebagai chief executive officer (CEO) pembuat mobil listrik Tesla (TSLA) dan perusahaan antariksa swasta SpaceX. Musk adalah investor awal di beberapa perusahaan teknologi, dan pada Oktober 2022, dia mencapai kesepakatan dengan mengambil alih X (sebelumnya bernama Twitter).
Seperti diketahui, Musk meluncurkan Starlink untuk menjadikannya pemasukan utama dalam mewujudkan visinya mengirim astronot ke Mars. CEO SpaceX ini yakin bahwa program tersebut akan berhasil.
SpaceX selaku induk perusahaan mengklaim dapat menawarkan layanan internet berkecepatan tinggi dengan low-latency di seluruh dunia. Menurut perusahaan, hal itu dimungkinkan karena layanan Starlink didukung konstelasi ribuan satelit yang mengorbit dekat dengan Bumi, sekitar 550km. Jumlahnya pun tersebar di seluruh Bumi.
Nantinya, SpaceX perlu bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi Indonesia jika ingin menghadirkan layanannya, seperti yang diungkapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Starlink harus bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi dalam negeri jika ingin masuk Indonesia. Misalnya saja, bekerjasama dengan Telkomsat,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kansong.
Secara sederhana, jaringan milik Elon Musk itu beroperasi seperti layanan internet di Indonesia. Namun yang membedakannya, Starlink membagikan jaringan broadband dengan memanfaatkan satelit luar angkasa, dan bukan lewat kabel fiber optic yang biasa dipakai oleh kebanyakan operator Indonesia.
Setelah memancarkan jaringan broadband ke bumi lewat satelit, kemudian jaringan akan ditangkap oleh Starlink Base di area rumah pengguna. Perangkat WiFi Router berfungsi untuk menyalurkan kembali jaringan tersebut ke gadget pengguna.
Dengan waktu transfer data atau latensi 20 ms, kecepatan akses internet Starlink berkisar antara 100 Mbps hingga 200 Mbps. Dikabarkan bahwa tempat-tempat terpencil berada dalam jangkauan area cakupan Starlink. Pengguna yang ingin menikmati koneksi internet ini harus membayar deposit pemesanan layanan sebesar 99 dolar AS atau sekitar Rp 1,4 juta (dengan kurs saat ini Rp 14.400). (Salsabila Nur Azizah)
(Saliki Dwi Saputra )