Menurutnya, IFCS 2023 adalah tempat bertemu, berdiskusi dan mencari solusi untuk menangani perubahan iklim.
Pada sesi panel, IFCS 2023 menghadirkan sejumlah pakar yang ahli di berbagai bidang teknologi iklim serta sektor yang dapat mendukung pertumbuhan industri ini.
Mereka adalah Arsjad Rasjid (KADIN), Pandu Sjahrir (Bursa Efek Indonesia), Dharsono Hartono (ASEAN Net Zero Hub), Anindya Bakrie (VKTR), Fadli Rahman (Pertamina PNRE), Stefanus Ade Hadiwidjaja (Indonesia Investment Authority).
Kemudian ada Triana Krisandini (TBS Energi), Tanah Sullivan (GoTo Group), Lesly Goh (Ex-CTO World Bank), Joko Tri Haryanto (BPDLH), Triharyo Indrawan Soesilo (KESDM) dan Arianne Santoso (Google), dan masih banyak lagi.
Selain dari sesi panel, IFCS 2023 juga menjadi ajang peluncuran laporan terobosan hasil kolaborasi Fairatmos dengan Boston Consulting Group (BCG) yang berjudul "Unlocking Nature's Potential: Southeast Asia's Role in Combating Climate Change."
Laporan ini mengungkapkan peluang signifikan yang ditawarkan oleh solusi berbasis alam (Nature-Based Solutions/NbS) di wilayah Asia Tenggara, dengan proyeksi potensi pasokan offset karbon sekitar 30% secara global pada tahun 2030, meskipun luas wilayah Asia Tenggara mencakup kurang dari 1% dari total luas daratan dunia.
Didukung oleh TBS Energi, Vertex Ventures, Argor, AC Ventures, Triputra Agro Persada, Pertamina PNRE, ExxonMobil, Green Rebel, TS Media, the Dharmawangsa Hotel, dan masih banyak lagi.
IFCS 2023 diharapkan dapat menjadi acara tahunan yang dapat menginspirasi berbagai sektor untuk berkolaborasi dalam kontribusi pengurangan emisi GRK, dengan memanfaatkan terobosan teknologi terkini.
(Muhammad Pratama Supriyadillah)