TEKNOLOGI kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bukan hanya digunakan untuk bidang industri, tapi juga sektor lain termasuk dari sektor kesehatan. Dengan adanya AI, maka dunia kesehatan pun semakin berkembang.
Apalagi, pandemi kemarin menyadarkan pentingnya sistem kesehatan yang terintegrasi dan modern. Oleh karena itu, dengan adanya AI diharapkan memudahkan para dokter dan tenaga kesehatan untuk mengambil tindakan.
Nah, guna mengembangkan teknologi AI ini untuk membantu proses diagnosis penyakit, Pemerintah Inggris melalui pelayanan kesehatan National Health Service (NHS) pun menggelontorkan dana sebesar 21 juta euro (Rp345 miliar).
Menurut laporan Tech Crunch waktu setempat, pada awal bulan ini Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan kerjasama Inggris dengan perusahaan besar di bidang AI seperti OpenAI, Google DeepMind, dan Anthropic untuk memberikan akses prioritas bagi model AI mereka demi kepentingan riset terhadap evaluasi dan keamanan dari pemanfaatan teknologi tersebut.
Saat ini Inggris membentuk AI Diagnostic Fund yang berperan mengembangkan teknologi AI untuk mendukung dalam proses diagnosis beragam jenis penyakit seperti stroke, kanker, dan penyakit jantung.
Pemerintah Inggris mengatakan akan menerapkan pemanfaatan AI pada seluruh jaringan pelayanan stroke NHS pada akhir tahun ini. Sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir AI sudah digunakan oleh Inggris untuk mendukung pelayanan kesehatan saat pandemi Covid-19.
“Penggunaan perangkat lunak berbasis AI untuk menentukan keputusan pada tahap awal perawatan stroke membuat pasien mendapatkan penanganan lebih cepat, mengurangi kemungkinan kecacatan dan menyelamatkan otak,” kata Dr. Deb Lowe, Direktur Klinis Pengobatan Stroke NHS Inggris seperti dilansir dari Antara.
"Kami telah melihat dampak positif dari perangkat lunak pendukung keputusan AI pada perawatan stroke, di mana penilaian dan pengobatan cepat adalah intinya (pemanfaatan AI), dan kami sekarang memiliki bukti nyata tentang manfaatnya bagi pasien NHS," tambahnya.
Selain itu, pemerintah Inggris mengatakan bahwa mereka juga ingin menggunakan AI untuk menganalisis hasil rontgen dada yang akan membantu untuk mendeteksi tanda-tanda awal gejala penyakit kanker paru-paru. Kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di Inggris.
Menurut Departemen Pelayanan Kesehatan dan Sosial Inggris, NHS dapat mengajukan dana untuk mengembangkan alat diagnostik berbasis AI apa pun yang menurutnya baik untuk dimanfaatkan.
(Martin Bagya Kertiyasa)