GALAKSI Bima Sakti merupakan tempat dimana bumi kita berada. Disebut juga sebagai Milky Way atau Jalur Susu, Nama ini merujuk pada penampakan Bima Sakti yang terlihat seperti seputih susu dan membentang di langit malam.
Selain Galaksi Bima Sakti, ada juga galaksi lainnya seperti Galaksi Ursa Mayor, Galaksi Magellan, Galaksi Andromeda, Galaksi Black Eye ataupun Galaksi Jauh. Meski demikian, dari banyak galaksi tersebut, tercatat hanya galaksi Bima Sakti yang bisa dihuni oleh manusia.
Hal ini berdasarkan hasil analisis data baru dari teleskop luar angkasa Kepler yang melaporkan planet tersebut punya karakteristik seperti Bumi.
Penting untuk diketahui bahwa Matahari bukan satu-satunya bintang di galaksi ini. Ada banyak bintang lain yang berukuran lebih kecil dan lebih merah dari Matahari. Jarak antara bintang dengan planet ini menentukan apakah exoplanet tertentu dapat dihuni.
Berdasarkan hasil analisis, nyatanya sepertiga yang terdiri dari ratusan juta planet di sekitar katai M berpotensi layak huni. Para astronom di University of Florida mencoba memasukkan informasi baru dari satelit Gaia Badan Antariksa Eropa untuk melihat jarak dan pergerakan bintang.
Hal ini dilakukan demi menyempurnakan pengukuran orbit exoplanet. Mereka ingin menjelaskan parameter yang disebut eksentrisitas, yakni seberapa jauh planet dari bintangnya.
"Jarak benar-benar penting dari informasi yang kami lewatkan sebelumnya yang memungkinkan kami melakukan analisis ini sekarang," kata penulis utama studi, Sheila Sagear, dikutip dari Live Science.
Planet dengan eksentrisitas besar yang jaraknya terlalu dekat dengan bintang, maka akan terjadi gesekan yang disebut pemanasan pasang surut. Layaknya telapak tangan yang terus bergesekan tentunya akan menimbulkan panas.
Apabila panas terlalu banyak, planet akan kehilangan airnya sehingga tidak layak untuk dihuni. Sebagaimana diketahui, air merupakan salah satu faktor paling penting dalam menentukan kelayakan suatu planet untuk kehidupan.