PERSAINGAN akan kecerdasan buatan atau biasa disebut dengan Artificial Intelligence (AI) memang tengah meningkat belakangan ini. Bukan hanya AI menjalankan produksi, tapi juga AI untuk percakapan pintar atau chatbot.
Chatbot ini pun pertama kali dipelopori oleh OpenAI lewat ChatGPT mereka. Setelah itu, Sberbank dari Rusia pun meluncurkan GigaChat. Kini, perusahaan asal China, iFLYTEK ikut-ikutan membuat pesaing ChatGPT.
Dilaporkan CGTN, iFLYTEK meluncurkan chatbot bernama SparkDesk. CEO iFLYTEK Liu Qinfeng menguji langsung kemampuan SparkDesk dengan meminta chatbot menilai esai siswa, menulis email perusahaan, dan menyusun cerita hipotetis berdasarkan perintah suara.
"Kami akan terus meningkatkan kemampuan teknologi kami. Kami yakin Chatbot bahasa China kami bisa melampaui kemampuan ChatGPT pada 24 Oktober 2023, dan yang berbahasa Inggris setidaknya bisa setara kemampuannya," ucap Liu Qinfeng.
Dia melanjutkan sebenarnya saat ini SparkDesk telah memiliki performa yang lebih baik daripada ChatGPT dalam hal pembuatan teks, menjawab pertanyaan berbasis pengetahuan, dan kemampuan matematis. Terutama saat diminta dalam bahasa mandarin.
Hanya saja menurut Liu Qinfeng hal itu masih kurang karena umumnya kemampuan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang ada pada chatbot ada pada beberapa tugas khusus. Beberapa tugas itu ada di tujuh bidang yang di antaranya adalah pemecahan masalah, deduksi logika, pengkodean, dan pemahaman multimodal.