Saat ini, bersosial media memang sudah menjadi sehari-hari, tentunya kita harus lebih ekstra hati-hati, apalagi buat yang doyan asal klik link gak jelas sumber resminya. Jangan heran kalo data pribadi kalian bisa saja teretas, dan berakhir terjual di dark web.
Ternyata peretasan tidak hanya bisa lewat asal klik saja, hati-hati ada spyware bernama Zero Click yang merupakan “peretas tak terlihat”.
Zero Click seperti namanya yang berarti “tanpa klik” adalah serangan cyber yang tidak lagi memerlukan upaya meng-klik link untuk mengelabui target-targetnya.
Mengutip dari VOI, Serangan Zero Click ini biasanya menggunakan aplikasi chat messenger seperti WhatsApp dan iMessage, dengan menggunakan celah verifikasi untuk masuk ke dalam sistem para targetnya.
Faktanya, bukan hanya pengguna android saja yang dapat diretas, Zero Click juga dapat dengan mudah menyerang iPhone dan iPad karena memang itu tujuan spyware ini diciptakan.
Bahkan ada isu mengenai asal-usul diciptakannya spyware Zero Click ini sebagai upaya untuk meretas data orang-orang penting.
Baru-baru ini, jurnalis asal Azerbaijan mengaku dirinya menjadi korban dari kejahatan spyware Zero Click ini.
Mengutip dari situs Bloomberg, ponsel jurnalis Azerbaijan itu tiba-tiba membuka aplikasi Apple Music dengan sendirinya, yang ternyata dari hasil penyelidikan aplikasi tersebut otomatis mengunduh spyware tanpa sepengetahuan sang jurnalis. Selama 17 bulan peretas ternyata dapat menguping panggilan telepon maupun melihat pesan dari sang jurnalis.
Bukan hanya itu, pada tahun 2021 seorang aktivis kemanusiaan asal Bahrain sekaligus pengguna Apple diretas oleh spyware yang ditemukan oleh para peneliti di Citizen Lab.
Citizen Lab merupakan internet supervisor berbasis University of Toronto yang menemukan keadaan ponsel iPhone 12 Pro milik aktivis tersebut telah diretas oleh serangan spyware Zero Click.
Serangan spyware Zero Click ini digadang-gadang dikembangkan oleh perusahaan Israel bernama NSO group atau dikenal dengan Pegasus.
Dalam klarifikasinya NSO group telah membantu pemerintahan untuk meretas ponsel dengan malware Zero Click dari tahun 2017 dengan alasan klasik untuk mengatasi aktivitas terorisme dan kejahatan lainnya.