JAKARTA – Selama ini pemilik kendaraan di Indonesia belum begitu memperhatikan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan untuk kendaraan.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya pemilik kendaraan yang mencampur antara Pertalite dan Pertamax dalam satu tangki. Apakah mencampur dua jenis BBM pada kendaraan itu aman?
Dikutip dari Lifepal, alasan pencampuran Pertalite dan Pertamax adalah karena tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Selain itu, ada pemilik kendaraan beranggapan bahwa mencampurkan dua jenis BBM dengan kadar oktan berbeda membawa dampak yang baik pada kendaraan.
Padahal pemilik kendaraan harus menghindari mencampur bahan bakar dengan oktan yang berbeda dalam satu tanki. Selain karena lebih boros, mencampur bahan bakar membuat kendaraan jadi lebih boros dan kualitas BBM tersebut menurun. Berikut dampak mencampurkan BBM Pertalite dan Pertamak.
Mengganggu kinerja mesin
Diketahui jumlah oktan Pertalite dan Pertamax berbeda. Mencampur keduanya dapat mengurangi kinerja mesin dan justru menghasilkan emisi yang lebih tinggi.
Oktan Pertalit berkisar antara 90-92 RON dan Pertamax memiliki oktan 92-95 RON. Sekadar informasi, RON adalah ukuran resistensi bahan bakar pada detak mesin semakin bertambah dan menimbulkan masalah knocking.
Merusak komponen mesin
Pemilik kendaraan juga wajib tahu bahwa mencampur dua bahan bakar yang berbeda dapat merusak mesin dalam jangka panjang. Kinerja mesin akan berkurang seiring dengan pemakaian dua bahan bakar ini karena memungkinkan timbulnya kerak pada tangki.