CUACA yang tidak menentu di suatu daerah sering kali menyengsarakan masyarakat setempat. Jarang turun hujan membuat masyarakat dilanda kekeringan, terlalu sering hujan juga membuat mereka kebanjiran atau mengalami longsor.
Salah satu upaya untuk menjinakan cuaca yang tidak menentu adalah dengan melakukan modifikasi cuaca atau rekayasa cuaca. Lantas bagaimana caranya? Berikut ini adalah paparannya, seperti dilansir dari Puspitek BRIN, Selasa (3/1/2023).
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa modifikasi cuaca memiliki dua tujuan yang berbeda. Pertama untuk menambah curah hujan (rain enhancement) dan yang kedua untuk mengurangi intensitas curah hujan (rain reduction) di suatu daerah.
Modifikasi cuaca atau rekayasa cuaca dilakukan menggunakan pendekatan dua metode, yaitu bisa dengan metode mekanisme persaingan atau biasa disebut competition mechanism dan juga metode mekanisme proses lompatan atau jumping process mechanism.
Untuk metode competition mechanism, diterapkan untuk aktivitas penyemaian awan. Cara melakukan modifikasi cuaca yang satu ini adalah dengan melakukannya di darat dengan system Ground Based Generator yang dipasangkan di sejumlah titik.
Tujuannya adalah mengganggu proses fisika di dalam awan bagi awan-awan konvektif yang tumbuh di suatu daerah sehingga hujan yang terjadi dapat dipersingkat durasinya dan dikurangi intensitasnya.
Sementara untuk metode Jumping process mechanism tujuannya untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki suatu daerah. Caranya dilakukan dengan bantuan radar untuk memantau pergerakan awan.
Awan-awan yang terpantau banyak membawa uap air dari laut dan bergerak menuju daerah tertentu akan "dicegat" jauh-jauh dari wilayah target. Metode Jumping process mechanism dilakukan dengan menggunakan pesawat.
Awan-awan tersebut nantinya disemai jauh di luar daerah target dengan harapan mampu mengurangi suplai massa udara basah yang pada akhirnya dapat mengurangi peluang kejadian hujan. Di Indonesia, biasanya penyemaian turut melibatkan TNI-AU.
Dalam pelaksanaan penyemaian untuk modifikasi atau rekayasa cuaca dilakukan dengan menggunakan bahan berupa NaCl berbentuk super fine powder atau bubuk yang berukuran sangat halus dalam orde mikron dan bahan semai "CoSAT".
(Martin Bagya Kertiyasa)