JAKARTA - Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa, dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA).
Tepat pada 28 September 2015, satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI diluncurkan dari Sriharikota, India, dioperasikan melalui Mission Control Center (MCC) Stasiun Bumi Rancabungur Bogor.
Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Wahyudi Hasbi mengatakan, selama tujuh tahun mengorbit satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI telah menunjukkan kontribusi para periset dalam memantau wilayah Indonesia dan membantu proses komunikasi untuk daerah-daerah yang dilanda bencana.
Dengan teknologi tingginya, LAPAN-A2 mampu memberikan manfaat langsung secara luas kepada masyarakat.
“Tabungan pengetahuan yang dikumpulkan para periset BRIN selama beroperasinya satelit ini pada orbit ekuatorial yang berisiko tinggi, bernilai sangat tinggi. Selain itu juga menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan untuk merancang dan mengembangkan satelit nasional,” kata Wahyudi, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (1/10/2022).
Menurut Wahyudi, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan tim periset, operator satelit serta para pegiat amatir radio di seluruh dunia.
Oleh karenanya, Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN bertekad untuk terus berusaha mengembangkan teknologi satelit dalam menjawab kebutuhan nasional di masa depan.
Selama tujuh tahun, satelit LAPAN-A2 telah melakukan operasional tracking, telemetry and command (TT&C) sekitar 5878 jam. Dilengkapi dengan digital space camera resolusi 3,5 meter dan lebar sapuan 7 kilometer.
LAPAN-A2 sudah menghasilkan data citra lebih dari 2,1 juta kilometer persegi untuk mendukung penginderaan jauh.
Satelit hasil kolaborasi dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) ini juga dimanfaatkan untuk mendukung mitigasi bencana.