JAKARTA - Sebuah unggahan beredar di Facebook pada 31 Oktober menyatakan tubuh seseorang yang telah divaksin mengandung bluetooth dan bisa dilacak melalui aplikasi bluetooth.
Unggahan yang menyertakan video itu menampilkan seseorang yang tampak membuka jendela pengaturan di ponsel pintarnya.
Baca Juga: Waspadalah! Fitur Add Yours di Instagram Rentan Dipakai untuk Penipuan
Orang itu lantas membuka akses penyambungan perangkat dengan bluetooth dan tampak sejumlah perangkat yang terdeteksi dari ponsel pintar itu.
Baca Juga: Standar Baru Bluetooth 5.1 Diumumkan, Ini Keunggulannya
(Unggahan hoax yang menyebut tubuh mengandung bluetooth setelah vaksin, foto: facebook)
Berikut narasi yang disertakan dalam unggahan video itu:
“Karena penasaran dengan video beberapa orang mengenai bluetooth yang sudah tertanam dalam tubuh orang yang telah menerima enjus, maka saya mencobanya sendiri di tempat yang cukup ramai dan hasilnya bisa dilihat dalam video ini.
Apapun alibi orang yang telah menerimanya anda tidak bisa pungkiri bahwa tubuh anda telah terpaang suatu system yang akan terkoneksi dengan pusat data dunia
Tanya kenapa app itu harus gunakan lokasi dan aktifkan bluetooth? Jika anda bisa berpikir dengan logika harusnya paham”
Namun, benarkah tubuh seseorang akan mudah terdeteksi lewat bluetooth jika orang itu sudah vaksin?
Penjelasan:
Dilansir dari covid.go.id, vaksin tidak terkandung bahan-bahan yang mampu menghubungkan tubuh seseorang dengan perangkat elektronik lewat bluetooth.
Vaksin mengandung setidaknya empat bahan yaitu antigen, adjuvan, pengawet, dan stabilisator.
Setiap tahapan pengembangan vaksin juga dikawal ketat hingga tahapan produksi, izin edar, distribusi, dan pelaksanaan vaksinasi.
Sementara, bluetooth adalah teknologi nirkabel yang menggunakan gelombang radio jarak pendek untuk berbagi data di seluruh perangkat di area kecil, seperti yang dijelaskan dalam laman Institut Fisika.