Pengujian implementasi penggunaan bahan bakar B30 tersebut, juga belum menunjukkan potensi masalah pada mesin diesel milik DFSK Super Cab. "Sejauh ini belum ada masalah yang siginifikan," kata Arviane terkait pengetesan dua unit mobil komersial keluaran DFSK tersebut.
Metode pengetesan konsumsi bahan bakar B30 tersebut dilakukan dengan membuat unit DFSK Super Cab menempuh rute Lembang-Cileunyi-Nagreg-Kuningan-Tol Babakan-Slawi-Guci-Tegal-Tol Cipali-Subang-Lembang sejauh 560 kilometer. Dengan melewati beragam kontur jalan setiap harinya, akan terlihat efek penggunaan bahan bakar B30 terhadap mesin.
Produk bahan bakar B30 sendiri merupakan perpaduan antara minyak solar dengan nabati, atau disebut Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Ketersediaan produk biodiesel ini dapat menurunkan pengolahan minyak mentah, sekaligus membuat kendaraan memenuhi standar emisi Euro 4, serta diujikan pada sejumlah produk kendaraan diesel lainnya.
(Mufrod)