Akan tetapi, di Indonesia itu frekuensi 3,5GHz itu dipakai satelit untuk ATM. "Kemarin pas uji coba juga sempat ada gangguan. Jadi kita harus nunggu dulu, kalau missal pakai 28Ghz itu untuk industri karena jaraknya pendek,” kata Aryo.
Aryo menambahkan jika Indonesia menggunakan frekunsi 26Ghz atau 28GHz maka operator dan vendor smartphone akan lebih banyak mengeluarkan biaya dan investasi. Pasalnya operator harus lebih banyak membangun BTS, dan biaya layanannya akan sangat mahal.
“Kita vendor juga harus bikin handphone 5G yang 28Ghz, ini harus dipikirkan soalnya standar dunia itu 3,5GHz. Kalau nanti konsumen bawa ke luar negeri bakal protes tidak bisa dipakai. Karena kan misal di Indonesia 28GHz, tapi di luar 3,5, masih simpang siur sih,” kata Aryo.
Baca Juga: Tim Mobile Legends Indonesia Raih Perak di Esports SEA Games 2019
Baca Juga: Layanan Gmail dan Google Drive Alami Gangguan?
(Ahmad Luthfi)