Delapan objek yang diteliti ditemukan mengikuti orbit pada berbagai sudut, yang secara statistik konsisten dengan acak dan tak mengikuti pola yang sebelumnya terdeteksi.
Peneliti juga menemukan orbitnya tak dikelompokkan secara ketat. Menurut ilmuwan yang terlibat dalam survei tersebut, data secara substansial melemahkan argumen untuk dunia misterius itu.
Para peneliti mengatakan bias mungkin berperan dalam pengamatan sebelumnya. "Jika Anda lebih suka mengamati dua wilayah langit tertentu, apakah Anda mengharapkan objek dikelompokkan, Anda akan menemukan benda berkerumun di sana," kata Siegel.
"Dan mungkin Anda menemukannya karena di situlah Anda melihat," lanjutnya seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (23/6/2017).
Hasil pengelompokan yang sebelumnya terlihat mungkin merupakan hasil faktor seperti cuaca musiman karena benda-benda ini diamati dengan menggunakan observatorium berbasis darat.
(Dini Listiyani)