"Untuk meningkatkan penjualan mobil hybrid maka dibutuhkan insentif dari pemerintah. Jika tidak maka akan sulit berjalan. D i negara mana pun begitu," ungkap Jonfis Fandy, marketing and aftersales service director PT Honda Prospect Motor (HPM). HPM sendiri merupakan salahs atu pemain mobil hybrid melalui produk CR-Z.
Meski demikian, harapan untuk terus mengembangkan mobil listrik di Indonesia masih terus diupayakan. Kalangan perguruan tinggi berkali-kali menunjukkan hasil karya mereka, bahkan sudah berhasil mengukir prestasi di kancah global.
Mobil listrik Sapu Angin buatan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menjuarai kompetisi tingkat Asia Shell Eco Marathon (SEM) pada 2014. Selain itu, mobil listrik karya Universitas Negeri Sematang (Unnes) lolos mengikuti kompetisi Energy Challange di Churasun Beach, Tomigusu, Okinawa, Jepang.
Teranyar, mahasiswa Universitas Jember memenangkan kompetisi mobil listrik Indonesia ke-8 dan akan bersaing di ajang Shell Eco Marathon yang akan berlangsung di Singapura pada 16-19 Maret 2017.
Institut Teknologi Bandung (ITB) juga ikut mengembangkan mobil listrik yang diberi nama Si Jalak. Mobil ini dibuat dalam empat jenis, yakni untuk angkut barang, kabin ganda, mobil berpenumpang enam orang, serta jip.
Berbeda dengan mobil listrik yang harus melalui jalan panjang, skuter listrik GESITS yang dikembangkan oleh ITS bekerja sama dengan Garansindo selangkah lagi masuk jalur produksi dan dipasarkan paling cepat pada akhir 2017. Skuter listrik itu sudah diuji coba Jakarta-Bali menempuh jarak lebih dari 1.000 kilometer.