TANGERANG SELATAN - PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen pemegang merek mobil Toyota di Indonesia pada Maret 2015 meluncurkan all new Alphard. Selang beberapa bulan, TAM kembali mendatangkan MPV premium andalannya itu, namun kali ini dibekali mesin hybrid.
Alphard merupakan model hybrid ketiga yang dipasarkan TAM di Indonesia setelah Prius dan Camry.
Sekilas, tampang antara versi hybrid dan Alphard biasa tak ada bedanya. Namun jika diperhatikan secara detail perbedaan mereka sangat kentara meskipun tidak banyak.
"Kalau dilihat dari luar, tampilan untuk bumper depan ada tambahan aksen krom di bawah grille. Ini untuk membedakan Alphard Hybrid dengan yang biasa. Sementara dari samping juga ada perbedaan di pelek. Di luar itu semua secara umum tampilannya sama, terutama dengan Alphard varian G,” papar General Manager Technical Service Division PT TAM, Dedi Hendriadi.
Sementara di bagian kabin tidak ada perbedaan mencolok. Kabin tetap menawarkan kenyamanan dan sentuhan kemewahan di setiap fitur yang ditawarkan Toyota.
“Tampilan dalam mirip dengan Alphard tipe 2,5 G, seperti bangkunya. Untuk tampilan depan (dasbor), mengedepankan fitur-fitur canggih terutama untuk audio. Menambah suasana nyaman dan tenang, kabin juga dilengkapi dengan ceiling light dengan 16 pilihan warna,” terang Dedi.
Hal yang jelas, lanjut dia, perbedaan ada di jantung penggerak. Alphard Hybrid mempunyai dua sumber tenaga yakni mesin konvensional dan motor listrik untuk membuat kendaraan lebih efisien.
Sama seperti Alphard 2.5 G, varian hybrid ini juga mengunakan mesin 2AR-FXE, namun mendapat tambahan dua motor listrik yang ditempatkan di depan dan belakang. Secara otomatis, sistem hybrid akan mengalihkan tenaga penggerak dari mesin ke motor listrik sejalan dengan kecepatan kendaraan. Motor listrik akan mengambil alih tenaga penggerak saat mobil berjalan lambat. Sebaliknya, sistem akan mengalihkan ke mesin konvensional saat membutuhkan tenaga lebih besar atau kecepatan tinggi.
Toyota menawarkan mobil MPV premium ini dengan harga Rp1,3 miliar on the road Jakarta.
(Anton Suhartono)
