Dia mencontohkan apa yang terjadi di Surabaya yang punya 14 slot frekuensi digital. “Karena sifatnya yang mampat, TV Digital Surabaya hanya butuh 7 slot fekwensi, sehingga tersisa 7 slot frekuensi lagi yang bisa dijual ke pengelola data internet,” kata Catur.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Bidang Perijinan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur Muhammad Dawud. Dawud mengungkapkan bahwa meskipun hanya desas-desus pengalihan TV analog ke digital tak lepas dari motif ekonomi pemerintah.
“Harga yang ditawarkan oleh pengelola data internet fantastis sekali dibanding jika frekuensi dijual ke pihak broadcaster. Dianggap menguntungkan bagi pemerintah,” kata Dawud. Menurutnya TV digital cenderung hemat dalam pemakaian frekuensi, sehingga kelebihan frekuensi digital ditengarai akan terjadi.
(Amril Amarullah (Okezone))