JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital RI (Kemkomdigi) melalui Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) menyelenggarakan forum “From Local Heroes to Global Stories: Indonesia’s Best Practices in Positive Storytelling” pada Selasa (2/12/2025) di CBN Hall, Jakarta. Acara ini merupakan wadah kolaboratif antara pemerintah, kreator digital, komunitas, serta pelaku komunikasi publik untuk memperkuat penyebaran narasi positif tentang Indonesia, sebagai bagian dari rangkaian inisiatif ASEAN Good News from Southeast Asia (GNFA).
Plt. Direktur Ekosistem Media Kemkomdigi, Farida Dewi Maharani, mewakili Dirjen Komunikasi Publik dan Media Fifi Aleyda Yahya, dalam sambutannya menegaskan pentingnya memperluas praktik positive storytelling di tengah derasnya arus informasi digital.
“Satu konten dapat mengubah persepsi, satu video bisa menginspirasi perubahan sosial, dan satu cerita mampu membuat dunia melihat Indonesia dengan kacamata yang lebih positif. Indonesia memiliki banyak pahlawan, kreator, relawan, seniman, dan penggerak komunitas yang kisahnya layak mendunia,” ujar Farida.
Ia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki modal besar berupa kreativitas generasi muda dan kekayaan lokal yang dapat disuarakan melalui konten-konten inspiratif.
“Kita ingin mendorong lahirnya lebih banyak konten kreatif yang bukan hanya menarik, tetapi juga bermanfaat dan membangun optimisme publik. Inovasi hari ini bukan hanya teknologi, tetapi cara kita bercerita tentang Indonesia kepada dunia,” tambahnya.
Acara ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem komunikasi publik yang sehat dan kolaboratif.
Akhyari Hananto, Founder Good News From Indonesia (GNFI), yang menjadi salah satu narasumber, menyoroti minimnya penyebaran narasi positif tentang Indonesia di tingkat global. Ia menegaskan bahwa keberadaan platform GNFI bertujuan mengisi ruang informasi global dengan cerita-cerita inspiratif tentang kemajuan, inovasi, dan capaian bangsa Indonesia.
“Orang luar tidak banyak mendapatkan narasi yang baik tentang Indonesia. Makanya kami membangun Good News From Indonesia,” ujar Akhyari dalam paparannya.
Narasumber lain, SVP Corporate Secretary InJourney Yudhistira Setiawan, mengatakan pariwisata di Indonesia memiliki unique selling point. Ia mencontohkan sirkuit Mandalika di Lombok yang dibranding sebagai wisata sportstainment.
“Kami membangun narasi, membuat positioning wisata di Indonesia. Karena produk-produk (wisata) inilah yang akan kita jual, bahwa Indonesia punya destinasi yang worth it untuk dikunjungi,” ujarnya.
CEO Proud Project, Iqbal Hariadi, menilai Indonesia sudah cukup kuat dari sisi narasi atau cerita tentang promosi wisata. Seperti misalnya tagline “Jangan Mati Sebelum ke Banda Neira”, menurutnya adalah bagian dari kreativitas narasi yang dibangun oleh masyarakat Indonesia.
Ia memprediksi tahun depan orang-orang di berbagai negara akan mulai mencari experience tourism setelah pemulihan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, narasi atau cerita tentang potensi Indonesia dibutuhkan sebagai alat promosi dan pencitraan.
“Satu story, satu cerita, akan menghasilkan satu genuine connection. Tahun depan orang-orang akan fatigue dengan (kegiatan) online, experience tourism akan naik. Yuk kita lebih banyak share cerita tentang pariwisata, pasti akan meningkatkan kunjungan dan citra Indonesia,” ujarnya.
Forum ini menjadi bagian dari persiapan Indonesia dalam menunjukkan kepemimpinan regional di bidang komunikasi publik serta mendorong kolaborasi lintas sektor dalam penyebaran pesan positif. Agenda acara meliputi monolog inspiratif hingga sesi talk show yang melibatkan kreator digital dan pegiat komunitas.
Melalui penyelenggaraan forum ini, Kemkomdigi berharap praktik positive storytelling dapat semakin menguat, sekaligus memperkaya ekosistem narasi publik yang mendorong kepercayaan diri kolektif dan citra positif Indonesia, baik di dalam negeri maupun di mata dunia.
(Rahman Asmardika)